"Semakin lama, perasaan itu semakin hadir didalam hati gue Al,"
SomeoneAlana keluar dari ruang UKS dengan pandangan nya yang kosong. Cewek itu bingung dengan apa yang barusan terjadi pada dirinya, dipikirkan nya Rey itu sosok orang yang kejam, tidak punya hati, tidak berperikemanusiaan, namun Rey yang barusan ia temui sangat berbeda dengan apa yang di pikirannya saat ini.
"Bisa-bisa nya lo Al, mau ngobatin orang kaya gitu" Ujar Alana di dalam hatinya. Mau bagaimanapun, Alana masih kesal terhadap Rey tentang kejadian beberapa hari yang lalu.
Cewek itu menghentikan langkahnya, lalu duduk di kursi yang berada di lorong sekolahnya, beberapa orang masih saja lalu lalang disana. Sisa-sisa perlombaan yang barusan dibatalkan masih terlihat sangat jelas, "Gue kenapa gugup kaya gini," Ujar Alana sembari memegang dadanya.
Dengan cepat Alana menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran nya jauh-jauh, "Gak al! Gak mungkin, masa iya lo suka sama orang kaya gitu. Lagian gue kan emang gak deket sama Rey," Ujar Alana meyakinkan dirinya sendiri.
Alana berdiri kembali, lalu berjalan ke arah kelasnya menghampiri Nayla disana, tadinya Alana mengajak Nayla untuk ikut dengan nya ke Perpustakaan, namun Nayla menolaknya mentah-mentah.
Sesampainya disana, Alana duduk di sebelah Nayla yang sedang fokus membaca novel sastra nya, Nayla sangat tidak bisa diganggu jika ia sudah bertemu dengan novel kesayangan nya.
Alana kembali membuka buku Fisika nya, padahal tidak ada guru disana. Beberapa teman kelas Alana pun pergi ke arah kantin dan taman sekolah. Saat ini Free Class sedang berlangsung, akibat dibatalkan nya lomba basket tadi.
"Al! Kok lo bau obat merah sih? Abis ngapain aja emang?" Tanya Nayla yang baru saja menyadari.
Alana mencium badan nya sendiri, lalu menoleh ke arah Nayla. "Emang kecium banget Nay?" Tanya Alana pelan. Padahal obat merah yang Alana oleskan untuk Rey tidak terlalu banyak, namun Indra penciuman Nayla memang sangat kuat.
"Kecium banget, ini mah bau-bau kaya abis dari ruang UKS sumpah, lo sakit Al?" Tanya Nayla lalu memegang dahi Alana spontan.
Alana menggelengkan kepalanya lalu menyingkirkan tangan Nayla dari dahi nya, "Gak sakit gue,"
"Terus?"
"Terus apa Nay?"
"Kok bisa bau ruang UKS sama obat merah?" Tanya Nayla curiga.
Alana memfokuskan pandangan nya ke arah buku Fisika nya kembali, "Abis obatin luka nya Rey," Jawab Alana tanpa beban.
Nayla melebarkan mulut nya kaget ''OH MY GOD?! YAKIN AL? LO GAK DI APA-APAIN KAN SAMA DIA?!" Ujar Nayla khawatir kepada Alana.
"Ih Nayla pelan-pelan jangan teriak kaya gitu telinga gue sakit dengernya," Sinis Alana, cewek itu meringis mendengar teriakan dari Nayla.
"Iya gue kaget dong Al! Siapa sih yang gak kaget dengernya? Ketauan kan lo sama Rey itu musuh banget. Apalagi lo benci banget kan sama dia dan kayanya Rey juga benci sama lo," Ujar Nayla lalu menjeda ucapannya sebentar, "Eh kalo hati nya Rey, gue gak tau deh hehe" Tambah Nayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [Sequel Sekasa] (COMPLETED)
Fiksi Remaja[Sequel Of Sekasa] WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Pemberontak, suka kebut-kebutan, tidak tertib dan di takuti seisi sekolah. Itulah sifat yang dimiliki Angkasa Rey Rejendra. Laki-laki Tampan dengan rahang tegas, hidung mancung ditambah badan yang...