14• Sakit Hati yang Sesungguhnya

23.3K 1.8K 114
                                    

Hai kalian semua, sebelum membaca Follow akun aku dulu ya, makasih banyak❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai kalian semua, sebelum membaca Follow akun aku dulu ya, makasih banyak❤️

"Entah mengapa, Terkadang ucapan orangtua lah yang mematahkan hati anaknya sendiri," _______


Anggun agak mendekat ke arah Alana berdiri, tanpa bicara apapun Anggun menampar Alana cukup kencang, membuat wajah Alana menoleh ke samping. Alana memegang pipinya yang berdenyut sakit. Badan nya gemetaran, Alana takut. Sangat takut.

Mata Alana sudah berair, ia menatap manik mata Anggun dengan lekat. Bi Nani sudah melebarkan mulutnya kaget. Ia tidak percaya dengan perlakuan Anggun barusan kepada anaknya, Alana.

"Ma?" Ucap Alana sesak. Air matanya sudah mengalir deras. Ia sudah tidak sanggup lagi menahan nya. Baru kali ini Alana merasakan tamparan dari Mama nya sendiri.

"Hukuman buat kamu Al, kamu itu perempuan! Jam segini baru pulang? Habis dari mana aja kamu?!" Bentak Anggun pada Alana.

Bi Nani mengelus lengan Anggun untuk meredakan emosinya, "Udah Nyonya, jangan marahin Non Alana" Ucap Bi Nani yang ikut menangis, ia tidak tega dengan Alana.

"Ini semua gak kaya yang Mama pikirin. Alana bisa jelasin semua nya," Ucap Alana lesu, ia mencoba meraih tangan Mama nya, Namun Anggun menepis nya terlebih dahulu.

"Gak kaya yang Mama pikirin gimana? Ini udah lewat dari jam dua belas malam! Kamu pulang-pulang udah basah kuyup kaya gini, handphone gak di bawa! Mau jadi apa kamu Al? Mau jadi wanita gak bener kaya yang di luaran sana?!" Bentak Anggun lagi, ia sudah sangat emosi kepada anak satu-satunya itu.

"Astagfirullahaladzim Nyonya gak boleh ngomong kaya gitu," Ujar Bi Nani mengingatkan Anggun agar tidak bebicara sembarangan.

"Bi Nani tolong diem ya Bi! Alana itu anak saya, saya mau anak saya jadi orang yang bener! Gak kaya gini, keluyuran malem-malem gak bener," Tambah Anggun lagi. Kini Bi Nani hanya bisa diam tidak bisa membantah apa kata Anggun, Bi Nani hanyalah asisten rumah tangga disana, tidak ada hak apapun untuk melawan Anggun.

"Tapi Alana gak kaya yang Mama pikirin tadi!" Ucap Alana tegas.

"Kenapa kamu ngelak? Bener kan ucapan Mama barusan? Mau jadi orang gak bener kan kamu? Kamu itu perempuan Al, Mama gak pernah ngajarin kamu buat jadi kaya gini. Apa semua ini karena kamu berteman sama Nayla?!" Ujar Anggun dengan tegas lagi, Alana tidak terima Mama nya menyalahkan Nayla atas kejadian ini. Alana tidak senang apabila Mama nya membawa-bawa Nayla.

"Mama gak bisa bawa-bawa Nayla kaya gitu! Nayla gak ada hubungan nya sama ini semua," Ujar Alana mencoba untuk meyakinkan Anggun.

"Tapi dulu kamu gak kaya gini Al!" Bentak Anggun lagi.

"Alana bukan anak kecil lagi Ma, Alana enggak bisa terus-terusan Mama kekang kaya dulu. Alana udah SMA, temen Alana juga cuma Nayla. Justru Nayla yang selalu ada buat Alana dibanding sama Mama," Ucap Alana lagi. Bi Nani bingung harus berbuat apa saat ini, perseteruan antara orang tua dengan anak ini harus cepat-cepat di selesaikan secara baik-baik.

ANGKASA [Sequel Sekasa] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang