Saat ini Alana sibuk membaca novel ditangannya, sebentar lagi bel masuk sekolah akan berbunyi. Sebentar lagi pula, upacara bendera merah putih akan segera dilaksanakan.
Nayla sedang merapihkan rambutnya, merapihkan dasi yang ia kenakan dan memakai topi khas yang sering digunakan pada hari Senin. "Asik banget lo Nay, tumbenan banget rapih haha," Ujar Nayla menertawakan dirinya sendiri.
Cewek itu menoleh ke arah Alana yang masih saja sibuk dengan novelnya. "Alana, lo gak siap-siap? Sebentar lagi bel bunyi loh ntar malah grusak-grusuk," Ujar Nayla mengingatkan Alana.
"Udah rapih kok Nay, tinggal pake topi aja di dalem tas nanti," Ujarnya santai, lalu di anggukan oleh Nayla.
Tak lama kemudian bel pun berbunyi, mewajibkan seluruh peserta upacara turun ke lapangan. Beberapa teman kelas Alana sudah berjalan keluar kelas, Alana baru menutup novelnya lalu membuka tasnya, berniat memakai topi sekolahnya.
Ia terdiam sebentar dengan tatapan datarnya, membuat Nayla mengerutkan keningnya heran. "Kenapa? Gak bawa topi ya?" Tebak Nayla spontan.
"Iya kaya nya Nay, topi gue gak ada di tas soalnya. Waduh gimana ya," Ujarnya agak panik.
"Yaudah Nayla gak usah pake topi juga deh, biar di hukum nya bareng-bareng. Palingan disuruh lari doang beberapa putaran," Ujar Nayla.
"Dih jangan lah Nay, yang gak bawa topi kan gue. Kenapa lo harus ikut di hukum? Gak adil, udah biarin aja ayo ke lapangan, nanti gue baris sama yang gak bawa topi" Ujar Alana, lalu menarik tangan Nayla untuk turun ke lapangan.
Nayla menahan tangannya lalu melepaskan topinya, "Tapi Al,"
Alana kembali memakaikan topi untuk Nayla, "Udah gak usah banyak tapi-tapian, ayo ke lapangan sekarang. Pasti udah rame disana,"
Mereka berdua baris secara terpisah, Nayla berbaris sesuai kelasnya sedangkan Alana berbaris dengan beberapa siswa dan siswi yang bermasalah. Entah itu tidak memakai topi, tidak memakai dasi, gesper dan terlambat datang ke sekolah.
Baris kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 memang bersebelahan, Rey datang menghampiri Nayla, lalu bertanya dimana keberadaan Alana. Pasalnya sedaritadi Rey tidak melihat keberadaan kekasihnya itu.
"Alana kemana Nay?" Tanya Rey tanpa basa-basi.
Nayla memainkan kuku jari tangannya, "Anu-emm Alana baris disana," Jawab Nayla terbata-bata, sembari menunjuk barisan dibelakang sana.
Rey pun spontan menoleh ke arah barisan tersebut, lalu berjalan menghampiri Alana disana.
Sedangkan disana, Alana masih menunduk memainkan kakinya. Cuaca saat itu memang cukup panas dari biasanya. Alana agak mendongakkan kepalanya, saat merasa ada seseorang yang berdiri dihadapannya. Ia agak mengerutkan keningnya saat melihat Rey dihadapannya. "Rey?" Ujarnya pelan.
Cowok itu melepaskan topi miliknya, lalu memakaikan nya untuk Alana. "Pake topi aku terus kamu balik ke barisan," Ujarnya dingin.
Alana melepaskan topi tersebut dengan cepat, "Enggak mau, nanti kamu gimana? Di hukum gitu?'' Tanya Alana agak tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [Sequel Sekasa] (COMPLETED)
Teen Fiction[Sequel Of Sekasa] WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Pemberontak, suka kebut-kebutan, tidak tertib dan di takuti seisi sekolah. Itulah sifat yang dimiliki Angkasa Rey Rejendra. Laki-laki Tampan dengan rahang tegas, hidung mancung ditambah badan yang...