"NAIK-NAIK KE PUNCAK GUNUNG TINGGI-TINGGI SEKALI!" Ujar mereka semua bernyanyi, Rey fokus menyetir mobil, sedangkan Alana agak menoleh ke arah belakang.
Mereka semua sedang menuju ke arah kediaman bi Nani di Bandung, sekedar liburan singkat. Rey dan Alana duduk didepan. Nayla, Sarah, Disya duduk ditengah sedangkan Tristan dan Ansel duduk di bagian belakang bersama barang-barang.
"KIRI KANAN KU LIAT SAJA BANYAK POHON PEPAYA AA!" Ujar Tristan paling kencang, ia pun paling heboh.
"Pohon Cemara njing jangan ngubah-ngubah lirik lo ntar penciptanya marah," Ujar Disya.
"Gue ngomong sesuai fakta ya Sya! Nyatanya kan daritadi banyak pohon pepaya sama pohon nangka," Jawab Tristan menyangkal.
"Serah dah serah lo," Ujar Disya.
"Al masih jauh gak sih rumah nya? Rasa-rasanya gue mau mabok, pusing belok-belok terus daritadi," Ujar Tristan merinding, ia mencium aroma minyak kayu putih ditangannya.
"Itu pewangi rasa jeruk nya dibuang aja kek, gue tambah pusing!" Ujar Tristan lagi, mereka semua tidak memperdulikan nya.
"Kira-kira masih setengah jam deh Tan, itu juga kalo gak macet" Jawab Alana didepan sana.
"Mampus gue, masih jauh banget berarti ya. Bagi gue kresek dong, takut kelepasan terus muntah" Ucap Tristan, "Btw buang aja itu pewanginya, kalo gak kaca nya dibuka aja deh pake angin alam" Tambah Tristan bawel.
Sarah menoleh ke arah belakang, "Bacot banget sih Tan?! Lagian daritadi sih gak bisa diem, ngoceh terus." Omel Sarah kesal.
"Lo kan juga tadi ikut nyanyi Sar, kenapa gue jadi yang di omelin sih?" Ketus Tristan.
"Kan sekarang gue udah diem, terus gue gak mabok." Ujar Sarah membela dirinya sendiri, Nayla dan Alana tertawa mendengarnya.
"TURUNIN TRISTAN! TURUNIN TRISTAN! TURUNIN TRISTAN!" Teriak Ansel sembari bertepuk tangan, disusul oleh mereka semua kecuali Rey yang masih fokus menyetir, cowok itu hanya menggelengkan kepalanya ikut tersenyum.
"TURUNIN TRISTAN!" Teriak Disya semangat, lalu tertawa.
"Najis gak ada perhatian nya sama sekali najis!" Sinis Tristan.
"TURUNIN TURUNIN TURUNIN!" Tambah Sarah lagi, Rey pun tiba-tiba menghentikan mobilnya dipinggir jalan, membuat Tristan melebarkan kedua matanya tidak percaya.
"Mau ngapain berhenti?!" Tanya Tristan ketus pada Rey.
Rey menoleh ke arah belakang lalu menaikkan sebelah alisnya, "Nurunin lo kan?" Ujarnya.
"BANGSAT!" Ketus Tristan spontan, lalu membuang muka ke arah jendela yang ada disampingnya.
Seisi mobil tertawa puas mendengar ocehan Tristan barusan, cowok itu terlihat marah. Rey pun mulai melajukan mobilnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [Sequel Sekasa] (COMPLETED)
Fiksi Remaja[Sequel Of Sekasa] WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Pemberontak, suka kebut-kebutan, tidak tertib dan di takuti seisi sekolah. Itulah sifat yang dimiliki Angkasa Rey Rejendra. Laki-laki Tampan dengan rahang tegas, hidung mancung ditambah badan yang...