"Gue gak pernah sekhawatir ini
sama orang Al,"Nayla berjalan panik menghampiri Sarah, Disya, Tristan dan Ansel ia memohon agar membantu dirinya menghentikan perdebatan ini, sedangkan Eliza selalu saja berbicara bahwa tidak apa-apa padahal ia tidak tahu apapun tentang Alana.
"Sel gue mohon sama lo bantuin gue ya? Alana gak bisa kaya gini" Ujar Nayla pada Ansel, sedangkan Ansel hanya menoleh kepadanya sebentar lalu tidak memperdulikan nya.
"Sumpah ya lo semua kenapa gak ada yang mau bantuin gue sih? Lo semua batu ya? Kalo di ajak ngomong bukannya jawab malah diem aja kaya gini?!" Ketus Nayla pada mereka semua.
Eliza menarik tangan Nayla ke belakang, "Nay udah biarin aja sih nanti kalo salah satu dari mereka ada yang kalah juga kan selesai, ngapain jadi ribet?" Ujar Eliza.
"Lo yang bikin ribet!" Ketus Nayla didalam hatinya.
"Alana salah paham," Ujar Sarah tiba-tiba.
Nayla mengerutkan keningnya heran dengan maksud dari Sarah barusan, "Salah paham gimana?" Tanya Nayla penasaran.
Sarah pun menoleh ke arah Nayla lalu menceritakan dari awal hingga akhir, kenapa Rey bisa berkelahi dengan Denis. Nayla melebarkan mulutnya kaget, saat dirinya ingin berlari ke arah tengah lapangan, bola basket terlanjur dilambungkan ke atas membuat Nayla mundur ke belakang kembali. Cewek itu kembali menoleh ke arah Sarah, "Sar lo kenapa baru cerita sekarang? Daritadi kemana aja?" Omel Nayla.
"Rey gak ngebolehin gue cerita sama Alana, jadinya gue diem"
"Terus harus gimana?!"
"Lo bisa gak atur emosi lo? Pertandingan udah dimulai, suasana juga udah makin ramai jangan bikin gue tambah gak mood deh Nay dengerin ocehan lo itu, kita semua juga gak mau kok liat Rey sama Alana tanding kaya gitu," Ujar Disya membuka suara.
Suara sorakan mulai terdengar ricuh, banyak dari kaum hawa berteriak menyemangati Rey.
Saat bola dilambungkan ke atas tadi, Alana gagal menggapai bola tersebut. Ia kalah cepat dan kalah tinggi dari Rey, cowok itu menyunggingkan senyumannya lalu mendribble bola basket tersebut ke arah ring. Alana tidak bisa tinggal diam, ia pun berusaha merebut bola tersebut namun selalu saja gagal.
Suara sorakan beberapa penonton pun mulai terdengar ramai kembali, iya Rey mencetak satu angka. Alana berusaha mengatur nafasnya, ia menatap manik mata Rey dengan tajam. "Gimana? Masih mau lanjut?" Tanya Rey dingin.
Alana mengangguk lalu merebut bola ditangan Rey dan mendribble nya, ia sangat mahir dalam memainkan basket, bahkan beberapa orang disana dibuat tercengang dengan aksi Alana barusan, mereka pikir Alana tidak bisa memainkan basket tapi nyatanya ia sangat mahir dalam olahraga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [Sequel Sekasa] (COMPLETED)
Teen Fiction[Sequel Of Sekasa] WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Pemberontak, suka kebut-kebutan, tidak tertib dan di takuti seisi sekolah. Itulah sifat yang dimiliki Angkasa Rey Rejendra. Laki-laki Tampan dengan rahang tegas, hidung mancung ditambah badan yang...