01. terlambat

32.6K 2.3K 151
                                    

Aroma embun di pagi hari menyeruak menyusuri indra penciuman keempat cowok yang tengah berdiri tak jauh dari motor sport ninja mereka masing masing. Rintikan hujan sesekali membasi kemeja putih juga celana abu abu yang mereka gunakan, pagi yang sedikit mendung membuat para cowok tampan ini malas bersekolah namun itu harus di lakukan jika tidak mau uang bulanan di tahan.

Sebenarnya itu tidak berlaku untuk Aksa, mau uang jajan di tahan ataupun tidak. Jika dirinya malas untuk pergi sekolah maka keputusan itu tidak bisa di ganggu gugat namun entah mengapa hari ini seperti ada sesuatu yang menarik Aksa untuk pergi bersekolah.

Sesekali melihat ke arah jam arloji yang melingakar sempurna di pergelangan tangan mulusnya. "Masih lama si Kenzo di dalem? Dandan dulu kali tuh bocah." ujar Samuel dengan nada bosan.

"Samperin gih, kita udah telat lama banget nih." timpal Farzan.

Pernyataan itu membuat Aksa ikut melihat ke arah jam tangan mahalnya. "Baru jam delapan lewat lima belas, masih pagi banget." kata Aksa seraya menggidikkan bahunya tak perduli.

"Masih pagi? Eh kembarannya kekeyi, kita masuk jam tujuh tepat Aksa! Udah telat lah." Farzan sangat gemas dengan perilaku Aksa yang selalu membawa santai setiap kondisi apapun, memang itu terdengar baik tetapi tidak dalam semua keadaan kan? Salah satunya dalam situasi seperti sekarang ini.

Ya, mereka sudah telat sekitar satu jam lima belas menit.

"Udah tinggal aja si Kenzo. Lama banget boker dulu kali, gue laper mau ke kantin." tutur Samuel mulai menaiki motor berwarna hitam kesayangannya.

Bukannya berfikir ingin masuk ke dalam kelas dan memulai pelajaran karena mereka sudah tertinggal jauh, Samuel justru masih memikirkan perutnya yang keroncongan minta diberi asupan.

Ketika mereka ingin melajukan motornya menuju sekolah, suara terdengar dari dalam basecamp. Iya, karena tadi malam pertempuran baru selesai sekitar jam 1 malam, mereka memutuskan untuk menginap di sini. Walau sedikit berantakan akibat ulah Canopus tetapi mereka tetap tidur dengan nyaman.

"Tunggu woi! Elahh gak ada niatan buat nungguin gue dulu napa?!" teriak Kenzo berlari dengan tangan masih berurusan dengan kancing kemeja putihnya yang di keluarkan juga rambut yang masih sedikit basah itu terlihat sangat berantakan.

Aksa menaikan satu alisnya, dari tadi mereka berdiri di dekat motor seraya mengusir rasa bosan yang menyerang dengan jokes jokes receh itu sedang apa kalau bukan menunggu manusia bodoh ini?

"Eh, lo pikir kita dari tadi lagi ngapain? Berkebun? Kita nungguin lo lama banget!" kesal Farzan menggeram.

Kenzo cengengesan seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Sorry sorry, yaudah ayu berangkat." ajaknya berjalan menghampiri kendaraannya yang terparkir sempurna di samping motor Saguna. Sahabatnya yang dinginnya melebihi es kebo serebuan.

"Mau ngapain lo, Zo?" tanya Saguna.

"Mau naek motor lah, terus mengendarainya menuju sekolah tercinta." jawab Kenzo asal seraya menaikan satu alisnya kebingungan, pertanyaan macam apa yang di lontarkan Saguna barusan? Sangat tidak bermutu.

"Ati ati burung lo terbang." ujar Saguna melajukan motornya dengan sangat cepat hingga beberapa detik kemudian, cowok itu hilang dari pandangan semua orang yang tengah menatap kepergiannya.

"Hah? Kenapa dah? Maksudnya Saguna apaan?" tanya Kenzo bertubi tubi yang mendapat gelengan pelan dari yang lain. Mereka juga tidak tau apa yang di maksud Saguna barusan.

Nyatanya, bukan hanya dingin tetapi Saguna itu juga tidak jelas ya? Kasian mana masih muda.

"Aneh banget tuh wakil lo semua!" ujar Kenzo menggeleng gelengkan kepalanya.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang