Kalo gua kepengen bikin cerita sendiri buat Saguna sama Freya, menurut kalian gimana?
******
Bel pulang sekolah menggema di setiap sudut ruangan. Semua siswa siswi bergerumbulan hebat keluar kelas, untuk melepas segala penat yang menimpa otaknya sedari tadi.
Sama halnya dengan Meisya dan Freya. Keduanya keluar kelas dengan Freya yang terus menyerocos tanpa henti.
"Buseh! Parah tuh guru, masa ulangan MTK pas di jam terakhir! Gila woi, otak gue tinggal puing puing kaya nasi sisaan!" teriak Freya memegangi kepalanya yang pusing.
Ini semua karena Guru MTK tersebut memindahkan Freya agar duduk di depan, persis berhadapan dengan meja guru. Semua guru di sekolah ini sudah tau kalau selama Meisya bersekolah di sini. Freya selalu meminta jawaban kepada Meisya atas semua tugas yang para guru berikan kepada gadis itu.
"Udah tuh guru liatin gue mulu! Dikira gue bakalan baper kali ya?! Gue baper kalo Saguna yang liatin!" lanjutnya masih berteriak.
"Udah Frey, nanti kalo di denger gurunya gimana?" ujar Meisya berbisik seraya menakut nakuti Freya.
"Bodo amat! Gue gak perduli. Kepala gue sampe ngebul liatin tuh rumus rumus, udah ngitung sebisa mungkin terus jawabannya malah gak ketemu!"
Memang sialan. Terkadang Freya sudah menghitungnya sampai satu lembar habis di penuhi angkat angka, dan ternyata jawaban yang Freya dapatkan tidak ada di kertas ulangan yang menampilkan beberapa soal pilihan ganda.
"Kamu hitungnya kurang teliti tau. Masa gak ada jawabannya?"
"Bodo amatlah, emang guenya juga bego ko." ujar Freya sadar diri. "Yaudah gue duluan ya, udah di jemput. Atau lo mau bareng sama gue aja?" tawar Freya yang sudah siap berlari seribu bayangan menuju pintu gerbang sekolah.
"Nggak. Aku juga kayanya dijemput sama—Tante." kata Meisya setelah berfikir sebentar.
"Oke! Bye." ujar Freya berlalu dan tak lupa juga memberikan kiss bye jarak paling jauh kepada sahabatnya. Sebab Freya sudah melesat pergi seperti sebuah angin yang berlalu, itulah salah satu jurus yang gadis itu miliki.
Di rasanya keadaan sekolah semakin sepi karena semua murid sudah pulang ke rumah mereka masing masing. Meisya berjalan ke depan gerbang sekolah setelah mengambil beberapa buku paket di ruang Olimpiade.
Sudah sekitar 20 menit Meisya berdiri di sini, tak ada tanda tanda kalau akan datangnya seorang wanita yaitu Tantenya untuk menjemput Meisya di sini.
"Ko lama ya?" gumam Meisya kepada dirinya sendiri. Menghela nafas pelan. Harusnya Meisya menerima tawaran tumpangan dari Freya saat di depan kelas tadi, kalau ia tau ternyata Diana tidak dapat menjemputnya.
Terbukti Diana baru saja mengirimkan pesan ke ponsel yang saat ini berada di genggaman tangan gadis bersurai panjang itu. Mengatakan kalau wanita itu tidak dapat menjemputnya karena ada urusan mendadak. Kenapa tidak memberitahu Meisya sedari tadi sih?
"Ya ampun." helaan nafas di keluarkannya lagi. Kakinya sudah pegal menunggu, ternyata ujung ujungnya ia harus pulang menggunakan taksi online.
"Kenapa lo?" tanya seseorang dari belakang tubuh Meisya.
"Setan!" pekik Meisya terkejut,
"Setan? Mana setan?!" cowok itupun sama kagetnya seperti Meisya. Namun setelah menyadari situasi saat ini. Ia sedikit mengeraskan rahangnya karena baru menyadari apa maksud Meisya, bahwa barusan secara tidak langsung gadis itu mengatainya setan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Aksara Gunadhya, manusia berparas malaikat. Rupa wajahnya tak seindah perjalanan hidup cowok tersebut. Terlahir untuk bertanya, apa tujuan hidupnya? Kenapa Aksa harus terus bertahan? Untuk apa Tuhan menciptakannya? Di...