32. kalau aku cemburu?

12.2K 895 18
                                    

"Aku tidak paham apa itu cemburu. Namun ketika melihatmu dengan yang lain, aku dapat mengartikan kata tersebut bahkan sebelum mendengar sebuah penjelasan."
-Aksara Gunadhya

******

Cahaya sinar mahatari melewati sela sela dedaunan yang padat dengan satu pohon dan pohon yang lainnya juga. Sesekali terdengar suara burung burung yang berkicau riang seperti menyambut ketenangan yang akan datang. Sebab murid dari sekolah SMA Taruna Bangsa akan kembali ke bangunan tercinta yaitu, gedung sekolahnya.

Sibuk dengan urusannya masing masing. Sebentar lagi bis akan melaju untuk membawa mereka pulang, namun sampai saat ini Meisya belum mengobrol dengan Aksa sepatah kata pun. Keduanya sama sama diam dan tak ada yang memulai percakapan.

"Aduh tas gue kenapa jadi berat gini?! Perasaan pas gue bawa ke sini gak terlalu berat deh!" gerutu Freya yang sesekali membenarkan letak tas besar yang ia gendong.

"Makannya, kalo bawa perlengkapan tuh kaya orang normal pada umumnya aja!" tega Farzan tanpa ada niatan sama sekali untuk membantu gadis itu.

"Maksud lo gue gak normal?!"

"Menurut lo aja gimana."

"Eh Kenzo, ko tas lo gak ada si?" tanya Freya sedikit tidak santai.

"Hah? Oh—ini gue udah taro di dalem bis." ujar Kenzo terbata bata, entah apa yang di sembunyikan manusia laknat yang satu itu.

Yang lain tak ada niatan untuk membalas atau memulai obrolan dengan topik yang baru. Rasa lelah sudah menumpuk membebani tubuhnya masing masing dan mereka harus lebih hemat menggunakan sisa sisa energi yang ada.

"Ih tapi sumpah ko berat banget si anjir!" dengan kesal Freya melepas tas tersebut dari gendongannya. Segera membuka untuk mengecek bahwa tidak ada kesalahan di sana.

Tetapi betapa terkejutnya Freya yang menemukan tas hitam lain. Ia berani bersumpah kalau ini bukanlah tas miliknya!

"INI TAS SIAPA?!" teriak Freya dengan emosi yang memuncak. Pantas saja kalau berat tas yang ia miliki bertambah drastis, ternyata ada tas sialan yang tiba tiba ada di dalamnya.

Jangan tanya seberapa besar tas milik Freya. Gadis itu paling tidak bisa memilih pakaian untuk di bawa, Freya lebih setuju membawa lemarinya saja sekalian.

"Lah, bukannya itu tas lo. Zo?" tanya Samuel menunjuk Kenzo yang malah berpura pura membuang muka dan menjentikkan jarinya seperti tengah bermain dan memanggil seekor burung di atas pohon.

"OH! JADI INI TAS LO?! SENGAJA KAN LO NARUH DI TAS GUE BIAR LO GAK KEBERATAN BAWA NIH TASNYA?!" pantas saja. Saat Kenzo bilang kalau tasnya sudah berada di dalam bis, Freya sempat ragu karena bahkan sampai saat ini pintu bis belum di buka. Tidak mungkin Kenzo menembus ke dalam bis untuk menaruh tasnya itu!

"BERANI LO SAMA GUE?!"

Semua perhatian berpusat kepada mereka di sana. Sungguh, Kenzo rasa gadis itu akan mengamuk dan ia bersumpah tidak akan main main lagi dengannya.

"Ampun Frey! Ampun, gue janji gak bakal lakuin itu lagi deh. Sorry!" ujar Kenzo kelabakan melihat wajah Freya yang sudah memerah.

"Enak aja! Sini lo, gue jambak rambut lo sampe botak! Biar kembaran sama Pak Suripto!" teriak Freya mengejar Kenzo yang berlari tetapi hanya mengelilingi Keempat sahabatnya. Meisya dan juga Naila yang sudah memasang wajah pusing mendengar sebuah keributan.

"Gak mau! Gue gak mau kembaran sama Pak Suripto!" kata Kenzo tak kalah berteriak. Selain mempunyai kumis tebal, Pak suripto juga memiliki kepala yang botak.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang