"Kalau aku khawatir. Itu tandanya aku perduli."
-Aksara Gunadhya******
Malam hari ini terasa sangat panjang dan begitu lama berakhir. Sehabis semua kelas menunjukkan penampilannya, dan diberikan waktu untuk beristirahat seraya bercanda bersama. Bu Runi mengumumkan kalau akan di adakan permainan kembali, kalau yang tadi adalah acara acara ringan tetapi berbeda dengan yang satu ini.
"Kelompok selanjutnya, Saguna dan Freya!"
"Yeayy!!!" teriak Freya sangat memekakan telinga semua orang. Tidak tau kebetulan atau memang sudah jalannya tuhan yang kali ini berbaik hati kepada Freya, mau memasangkan Saguna dan dirinya dalam permainan kali ini.
"Nggak sia sia gue ikut acara kemping kali ini!" pekiknya masih dengan oktaf yang sama.
Masing masing di pasangkan dua orang. Tidak lebih dan tidak kurang, beberapa sudah mendapatkan kelompoknya masing masing namun Aksa dan Meisya belum juga mendapatkan pasangannya hingga detik ini.
"Lalu, Meisya dengan Fano!"
Berdencak kuat. Sialan sekali, kenapa Meisya harus di pasangkan dengan cowok yang meminta untuk duduk di sebelah gadisnya saat di bis? Aksa tidak suka dan tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
"Bu, saya gak setuju. Masa Meisya sama dia?!" tunjuk Aksa kepada cowok bernama Fano yang sudah senyum senyum gembira di sebrang sana.
Kalau di bis Fano bisa kalah dan mengurungkan niatnya untuk mendekati Meisya. Maka di permainan kali ini ia tak akan dapat di kalahkan oleh Aksa yang sombong, lebih tepatnya pengganggu ketika dirinya ingin mendekati gadis berhoodie merah muda tersebut. Tak lain adalah, Meisya.
"Tidak bisa Aksa, untuk kali ini partner kalian akan di pilih oleh Ibu. Oke?" paksa Bu Runi, memangnya salah kalau sekali kali Aksa menuruti peraturan yang ada?
"Tapi, bu—"
"Aksa, udah gak papa. Mungkin ini udah peraturannya." jelas Meisya yang kini bediri di dekatnya.
"Emang lo gak mau di pasangin sama gue?" balas Aksa malah bertanya yang jawabannya sudah pasti ia ketahui. Tentu saja Meisya mau!
"Pasti aku mau! Tapi semua udah di atur sama Bu Runi." kata Meisya menjelaskan.
"Untuk kelompok selanjutnya, yaitu Aksa dan Sena!" ujar Bu Runi membawa mala petaka untuk Aksa. Ia pikir malam ini akan menjadi malam yang sangat indah, tetapi itu sama sekali tidak benar adanya.
"Bu, kalo Ibu emang mau balas dendam ke saya gak gini Bu. Saya gak mau sama manusia setengah ulet gitu, gatel." kejam Aksa sedangkan Sena sudah berbunga bunga sampai tidak bisa berbicara untuk saat ini.
"Aksa, jangan membantah untuk malam ini saja. Nikmati dan jalani apa yang sudah di tentukan!" kata Bu Runi menjadi lebih tegas dari sebelumnya.
"Bencana mana bisa di nikmati." gumam Aksa memejamkan matanya jengah.
******
Sedari tadi Aksa hanya berjalan lebih dulu dan membiarkan Sena menyerocos tanpa henti. Ingin sekali Aksa menyumpal mulut gadis itu dengan daun daun di pohon yang sedari tadi mereka lewati.
Di lihatnya jam yang melingkar di pergelangan tangannya, menunjukkan pukul 10 malam. Ia khawatir kepada Meisya yang saat ini berjalan berduaan dengan Fano, si cowok mesum yang sudah terkenal seantero sekolah.
Padahal Aksa sudah ingin menjelaskan hal tersebut kepada Meisya namun sialnya, bu Runi sudah memerintah semuanya untuk segera menjalankan permainan yang ada. Sangat menyebalkan dan membuat emosi Aksa menjadi jadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Aksara Gunadhya, manusia berparas malaikat. Rupa wajahnya tak seindah perjalanan hidup cowok tersebut. Terlahir untuk bertanya, apa tujuan hidupnya? Kenapa Aksa harus terus bertahan? Untuk apa Tuhan menciptakannya? Di...