15. nency

14K 1.1K 18
                                    

"Aksara" up lagi nih...
Enjoy ya..

******

Angin di sore hari menerpa rambut panjangnya. Meisya sedikit lelah, karena tugas yang mengirim Meisya ke sekolah ini begitu menumpuk, apalagi tanggung jawab yang Meisya pegang.

Mengharuskannya untuk pulang lebih sore dari yang lain, dan tidak bisa pulang bersama Freya. Sebenarnya Freya sempat menawarkan dirinya untuk menemani Meisya namun gadis itu malah menolaknya. Kasihan nanti Freya bosan atau semacamnya jika menemaninya di sini kan?

"Aksa!" panggil Meisya menghentikan langkah lebar cowok berjaket hitam.

"Ko kamu baru pulang? Harusnya kamu udah pulang sekitar 3 jam yang lalu kan?" tanyanya ketika berhasil menyusul Aksa, wajah cowok itu nampak datar dan dingin.

Tak menjawab, Aksa malah melanjutkan jalannya kembali.

"Aksa! Kalau di tanya itu jawab dong, kamu gak denger ya?"

"Hello? Aksa?!"

Gadis itu mengikuti Aksa hingga ke parkiran sekolah. Dan tak perduli pada murid murid yang masih berada di lingkungan sekolah, memandangnya dengan tatapan tak suka.

"Aksa!"

"Kenapa si?!" balas Aksa membentak.

Langsung mendapati Meisya yang terkejut kemudian mengalami perubahan ekspresinya.

"So—sorry, sorry. Gue gak bermaksud, gue lagi gak mau di ajak ngomong mending lo pergi aja sana." kata Aksa. Entah dari mana asalnya rasa bersalah ini datang, Aksa langsung meminta maaf kepada Meisya.

"Aku tau, maaf kalau aku ganggu kamu." ujar Meisya pelan. "Berita tentang itu. Aku juga udah tau, kamu yang sabar ya? Dari semua ini pasti ada sisi baiknya ko, jangan merasa bersalah apalagi sampai menyalahkan orang lain atas semua yang terjadi."

Kata kata Meisya, bagaikan obat penenang untuknya. Damn it, perasaan apa yang tengah Aksa rasakan sekarang?

"Sekali lagi maaf ya?" ujar Meisya membalikkan tubuhnya.

Aksa pun nampak tak mau membuang buang waktunya. Ia mulai menaiki motor sport ninja dan mengeluarkannya dari barisan parkiran hingga ke depan gerbang sekolah.

Bersamaan dengan itu. Saat Meisya hendak berjalan mencari sebuah taksi. Ia melihat seseorang dengan wajah kusam dan baju yang kumuh, tengah membawa sebalok kayu di iringi suara tawa dan suara tangisan yang ia keluarkan.

"Astaga, itu siapa?"

Gadis itu kembali berbalik badan. Dan mendapati Aksa yang belum pergi dari sana.

"Aksa!" Meisya berlari dan tanpa aba aba langsung menaiki motor cowok tersebut.

"Apa si? Lo mau ngapain lagi!" marah Aksa mendapatinya.

"Cepat jalan! Cepat, dia udah deket!" pekik Meisya.

Dia? Siapa? Jangan jangan pasukan Canopus datang ke sini? Aksa tidak ingin pergi namun, keadaan sekarang ia tengah bersama dengan Meisya.

Menggeber motornya melaju dengan kekuatan cepat. Meisya saja sampai benar benar terhuyung ke depan dan tak terasa sudah memeluk Aksa dengan erat.

"Jangan berenti, Sa!" ujar Meisya ketakutan dengan—orang gila yang tadi ia lihat.

"Kira kira berapa pasukan tadi?" tanya Aksa, karena terburu buru membuat Aksa lupa memakai helm miliknya.

"Pasukan?" beo Meisya.

"Iya, kira kira berapa pasukan yang tadi mau nyerang sekolah?" ulang Aksa. Ia akan mengantarkan Meisya ke tempat yang aman terlebih dahulu setelah itu barulah ia kembali ke sekolah.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang