Cowok dengan kemeja putih yang di keluarkan juga rambut sedikit panjang yang dibiarkan berantakan tengah berjalan pelan melewati lapangan sekolah SMA Taruna Bangsa dengan luasnya di atas rata rata. Terik matahari yang menyinari tubuh tegap serta wajah memesonanya itu membuat daya tarik Aksara Gunadhya semakin kuat. Bahkan sepertinya, tidak ada yang bisa melawan aura yang Aksa pancarkan setiap harinya.
Suasana di sekiranya sangat sepi dan sunyi. Tentu saja karena sekarang jam pelajaran tengah berlangsung dan dengan santainya cowok itu baru saja memasuki area sekolah? Jika kalian melihat wajah menyebalkan Aksa yang tanpa dosa datang sesuka hati itu mungkin, kalian akan menggerutu dan memaki cowok berparas malaikat tersebut.
Atau jangan jangan kalian akan memuji wajah menawannya? Ya, terserah saja walau sudah bisa di pastikan kalian akan di tolak mentah mentah seperti gadis sebelumnya yang sudah menjadi korban patah hati akibat ulah Aksa.
Padahal kecantikan yang di miliki para kaum hawa itu sudah tidak usah di ragukan lagi, tetapi kenapa Aksa tidak juga tertarik kepada mereka hingga saat ini? Jadi type seperti apa yang Aksa mau untuk di jadikannya gadis itu sebagai pasangan di hidupnya?
"AKSA!" teriak seorang wanita yang berjalan cepat menghampiri Aksa membuat cowok itu terpaksa memberhentikan langkah lebarnya.
"Kamu telat lagi?" tanya Bu Runi—salah satu guru yang terkenal karena sifat tegas serta bagian dari penghuni ruang BK. Bisa di bayangkan kegalakan yang di miliki Bu Runi? Guru killer yang sudah biasa meladeni manusia seperti Aksa hingga itu semua sudah menjadi makanan sehari hari untuknya.
Namun apa jadinya jika Bu Runi berhadapan dengan seorang Aksara? Kita lihat saja.
"Iya." jawab Aksa sekenanya.
"Ya ampun Aksa, ini sudah jam berapa?" tanya Bu Runi seraya menunjuk dan mengetuk jam yang melingkar di pergelangan tangan mulusnya beberapa kali.
"Itu Ibu punya jam sendiri, ngapain nanya sama saya?" Aksa ini benar benar tidak punya akhlak.
Cowok bengis juga brutal dan cowok datar yang dinginnya sama persis seperti sahabatnya yaitu Saguna. Namun bedanya Saguna bukan hanya dingin tetapi irit dalam bicara maupun bergerak karena cowok itu hanya akan melakukan sesuatu yang menurutnya penting.
"Aksa! Kamu gimana si? Kalau di tanya ya di jawab." ujar Bu Runi gemas.
Aksa bedencak malas, sungguh hal yang di lakukan Bu Runi kepadanya saat ini hanya membuang buang waktu berharga yang Aksa miliki,
"Jam sembilan kurang lima menit." ujar Aksa tanpa dosa.
Mengijat pelipisnya dengan kuat, Bu Runi tidak tau harus meladeni anak SMA yang satu ini seperti apa! "Kamu tau sekolah kita masuk dan memulai pelajaran jam berapa?"
Kembali menghela nafas, kenapa seorang guru jika menegur muridnya yang berbuat kesalahan harus dengan pertanyaan pertanyaan yang sudah pasti mereka ketahui? Aksa lelah menjawabnya karena itu tidak akan berpengaruh atau tidak dapat membuat Aksa menjadi murid rajin kan?
"Masuk jam tujuh, dan saya telat. Jadi Ibu mau apa?" katanya too the poin. Demi apapun Aksa sudah ingin sekali mendaratkan bokongnya di atas kursi dan bersender ria dengan kaki di taikan ke atas meja seperti biasa.
"Iya kamu telat! Kamu sudah telat sekitar 2 jam Aksa!" bentak Bu Runi menggeram.
"Jadi?"
Demi Kekeyi yang makan pentol sekali tiga tetapi tidak pernah kelolodan. Sepertinya Bu Runi akan keluar dari SMA Taruna Bangsa karena muak menasehati Aksa yang tidak pernah sadar akan kesalahannya.
Tunggu, bukankah Aksa barusan sadar akan kesalahan yang di perbuatnya? Ya memang si, Aksa tidak pernah mau merubah sifat tidak disiplinnya ini tetapi Aksa hanya tidak mau merusak masa SMA yang ia miliki hanya untuk sekedar belajar dan lupa cara menikmati hidup yang dirinya sendiri tidak tau kapan hal itu akan pergi meninggalkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Aksara Gunadhya, manusia berparas malaikat. Rupa wajahnya tak seindah perjalanan hidup cowok tersebut. Terlahir untuk bertanya, apa tujuan hidupnya? Kenapa Aksa harus terus bertahan? Untuk apa Tuhan menciptakannya? Di...