48. aku dan kamu

8.7K 642 31
                                        

Biasanya jika hari minggu, semua orang akan bepergian untuk melepas kelelahan yang mereka punya di hari hari sibuk sebelumnya. Tetapi itu tidak berlaku untuk Aksa yang hingga malah hari hanya terdiam di pinggir kolom renang di rumahnya.

Cowok tampan yang kini hanya memakai t-shirt juga celana selutut itu menatap air yang terlihat tenang di malam hari ini. Kakinya ia masukkan ke dalam air dan merendamnya hingga di bawah lutut. Ia merasa sangat tidak berguna menjadi ketua Liberios. Masalah yang tengah terjadi saja tidak bisa ia hentikan.

Ketua macam apa dirinya?!

"Gue gak bisa balas pengkhianatan ini! Karena ternyata itu adalah sahabat gue sendiri, gimana bisa gue balas?!" kata Aksa entah kepada siapa.

Andai saja bukan Kenzo pelakunya. Maka Aksa akan membuat hidup orang tersebut sengsara sampai akhir hayatnya. Tetapi bagaimana bisa ia melakukan hal itu kepada Kenzo?

"BANG! NGAPAIN LO BENGONG GITU?!" teriak seorang gadis, tak lain yaitu Nency adik kecilnya yang manis.

"Gue lagi males debat." kata Aksa tanpa menoleh.

"Lo pikir gue mau debat sama lo? Gue udah capek menang kali," kata Nency duduk persis di sebelah Aksa. Mengikuti Abang tersayangnya untuk memasukan kaki mulusnya ke dalam air kolom renang.

"Udah malem, nanti lo kedinginan. Masuk ke kamar aja sana." ujar Aksa melihat Nency yang malah menggoyangkan kakinya membuat air di kolom renang menyiprat ke mana mana.

"Jangan perlakuin gue kaya anak kecil mulu Bang! Gue kan udah bukan bocil lagi," ujar Nency tidak ingin mengikuti ucapan Aksa. "Lo kenapa sih? Gue liat kaya gak punya semangat hidup. Mikirin utang? Enggak mungkin banget, terus lo mikirin apaan HAH?!" katanya lagi.

"Bukan urusan lo. Tugas lo itu cuman jadi adek yang gak nyolot kaya gini, sana masuk ke kamar." usir Aksa sekali lagi.

"Gue kan adek lo. Kenapa lo gak bisa terbuka sama gue? Seenggaknya mungkin gue bisa bantu, jadiin gue adek yang berguna dikit gitu." ujar Nency namun tidak menatap ke arah Aksa. Walaupun begitu ia mengetahui kalau sekarang Abangnya yang memiliki sifat tidak dapat di tebak itu tengah memandangi dirinya.

"Ini terlalu rumit. Bisa bisa lo pusing duluan nantinya," kata Aksa.

"Nggak apa apa—"

"Gimana kalo kita ganti topiknya aja?" sela Aksa yang tidak mau Nency menanyakan apa yang sedang ia pikirkan.

Tidak mungkin Aksa menceritakan tentang Kenzo yang mengkhianati Liberios. Selain karena tidak mau hal ini tersebar luas. Cowok berahang kokoh itu juga tidak mau Nency masuk ke dalam masalah yang cukup runyam ini.

"Iyadeh. Oh iya, hubungan lo sama Ka Meisya gimana?" ujar Nency yang memulai obrolan baru sesuai permintaan Aksa. Gunakan waktu ini sebaik mungkin, jarang jarang Aksa kembali ke rumah mewah tempat tinggal mereka bukan?

"Gak gimana gimana." jawab Aksa seadanya.

"Ihh! Maksud gue, lo udah nembak Ka Meisya belum?!" ralat Nency.

"Belum." jawab Aksa lagi.

"Serius?! Lo belum nembak dia? Ya ampun kenapa gue punya Abang bego banget sih?!" ujar Nency membuat Aksa menoleh dengan tatapan tajamnya.

"Maaf - maaf, damai deh." kata Nency cengengesan. Ia tau pasti Aksa marah karena Nency mengucapkan kata kasar, Abang gantengnya itu memang tidak suka kalau mendengar Nency mengatakan hal yang seharusnya tidak boleh ia ucapkan.

"Bang, lo harus buru buru nembak Ka Meisya. Lo mau kalo tiba tiba pas lo dateng ke sekolah, Ka Meisya udah sama cowok lain?" ujar Nency berhasil mengacaukan fikiran padat yang memenuhi otak Aksa saat ini.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang