30. kamu yang kutunggu

11K 916 45
                                    

Malam tiba. Heningnya malam di iringi suara jangkrik yang sesekali terdengar tak di hiraukan oleh semua murid, mereka asik mengobrol dan bercanda membuat suara dan hawa kesunyian hilang perlahan.

Semua sudah siap berkumpul di tempat utama sedari tadi. Yang di mana, terdapat api unggung berukuran sedang di tengah tengah sana. Mereka pun duduk mengelilingi api unggun dengan jarak yang lumayan jauh.

"Malam anak anak. Jadi acara yang akan bermulai adalah, hanya acara santai santaian saja nih. Ibu tau pasti kalian semua suka sama acara acara yang ringan kaya gini kan?" Bu Runi yang terkenal galak pun bisa menjadi ramah dan asik. Apa salahnya membuat kenangan manis bersama para muridnya malam ini?

"Acara apaan ini?" tanya Kenzo meniup kedua tangannya yang ia satukan. Dan sesekali ia gesek agar terasa sedikit hawa yang hangat.

"Mana saya tau, saya kan ganteng." balas Farzan.

"Iya, kalo diliat dari alam baka." ketus Samuel.

"Jadi, Ibu akan memanggil perwakilan dari setiap kelas untuk menunjukkan bakatnya di depan sini." ujar Bu Runi yang berdiri di dalam lingkaran semua murid.

Terkejut tanpa pengecualian. Apa apaan ini? Sebelumnya tidak ada info bahwa mereka harus meyiapkan satu orang per kelas yang akan menjadi tumbal untuk maju ke depan.

Sengaja pihak sekolah tidak memberitahu, lagi pula
Bu Runi hanya ingin tau keberanian dan bakat para perserta didiknya selama ini.

"Baiklah. Ibu mulai ya! Yang pertama adalah kelas IPA 1, mana tepuk tangannya?!" kata Bu Runi jadi ricuh sendiri.

Semua bersyukur kecuali murid murid dari kelas XII IPA 1 yang kini keteteran memilih satu korban untuk maju ke depan.

"Untung aja di mulai dari kelas IPA dulu." kata Kenzo mengelus dada bidangnya beberapa kali.

"Untung kita anak IPS ya?!" tawa Farzan bersama Samuel.

Sedangkan Freya dan Naila sudah ketakutan. Kalau untuk maju ke depan Freya sangat berani, menjadi pusat perhatian sudah makanan sehari hari baginya. Tetapi masalahnya, ia harus melakukan apa nantinya ketika di sana?

"Tenang aja. Freya, Naila." kata Meisya menenangkan dua sahabatnya. Mungkin hanya Meisya yang terlihat tidak panik, gadis itu nampak tenang tenang saja mendengar ucapan Bu Runi.

"Wayuluh Frey. Eh kalo kelas kalian di panggil, suruh aja Freya maju." kata Samuel menakut nakuti Freya, karena ketiganya duduk tak jauh dari mereka.

"Setan lo! Gue jorokin juga lo ke api unggun. Biar mateng sekalian!" cerca Freya.

Tepuk tangan menggelegar terdengar. Ternyata tanpa di sadari murid perwakilan dari kelas IPA 1 sudah selesai menampilkan bakatnya.

"Baiklah, kelas selanjutnya ialah-kelas IPS 1 mana suaranya?!"

Kelima cowok tampan tercekat hebat. Pasalnya saat ini kelas mereka yang harus maju ke depan hingga Freya, Naila dan Meisya tak dapat menyembunyikan tawa ngakaknya.

"Mampus lo! Kelas lo duluan!" sambar Freya pada Samuel yang tadi menakut nakuti dirinya beberapa saat lalu.

Karena ternyata konsepnya adalah sesuai nomer kelas. Yakni kelas IPA 1 lalu kemudian kelas IPS 1, lalu berlanjut kembali ke kelas IPA 2 dan seterusnya sampai semua kelas sudah maju ke depan secara bergantian.

Jika tidak paham. Tidak usah di fikirkan, takut nanti malah kalian tidak berkembang.

"Sam. Lo aja lah!" suruh Kenzo seenaknya.

"Kenapa jadi gue?! Anak cewek aja udah!" kesal Samuel, cowok yang memiliki type mengorbankan para gadis untuk maju ke depan atau untuk tugas sekolah lainnya.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang