"Entah hal apa yang aku rasakan, namun perasaan itu membuat jantungku berdegup lebih cepat dari biasanya."
-Meisya Grizelle******
'Di sini aku berdiri
Menanti waktu yang tepat
Hingga akhirnya kumampu
Katakan padamu, ohTolong katakan pada dirinya
Lagu ini kutuliskan untuknya
Namanya selalu kusebut dalam doa
Sampai aku mampu
Ucap, maukah denganku.'Suara keempat cowok tampan mengisi setiap sudut koridor sekolah. Begitupun siswi siswi SMA Taruna Bangsa memperpadat dan membuat sumpek koridor hanya untuk menonton mereka berempat menyanyi random dan tertawa bersama.
Kebiasaan yang mereka lalukan, menyanyi di sini jika bosan menongkrong di rooftop sekolah. Namun bedanya, Aksa belum sampai hingga jam menunjukkan pukul sepuluh pagi.
Jangan terkejut, sudah biasa untuk Aksa.
"Udah dulu, seret nih gue." ujar Kenzo menyuruh Samuel berhenti memainkan gitarnya.
"Yaelah lebay banget si lo! Kaya suara bagus aja, cakepan juga suara kucing gue pas mau beranak semalem." jawab Samuel masih memetik senar gitar hingga menimbulkan suara yang merdu.
"Kucing lo udah beranak? Di bawa ke bidan mana? Anaknya cewek apa cowok? Gue mau dong Sam, bagi satu aja yang makannya jangan banyak banyak, kalo bisa nyari makan sendiri aja lah." cerocos Kenzo macam tak napas.
"Terus guna lo buat apaan kalo anak kucing gue di suruh nyari makan sendiri?!" sarkas Samuel mengepalkan sebelah tangannya dan menunjukkannya kepada Kenzo.
Cowok itu menjawabnya dengan cengengesan kecil. "Emang kucing kalo mau beranak berisik ya?" tanyanya kembali.
"Tau amat! Udah lo diem aja, berisik!" balas Samuel. Ia malas menjelaskannya, tetapi benar kalau kucingnya sudah melahirkan semalam.
Samuel memang sangat menyukai hewan hewan yang lucu, terutama kucing. Kalau Saguna lebih suka anak anjing yang memiliki bulu bersih juga lembut, sebab itu Saguna sangat menjaga anak anjing miliknya agar terawat.
"Marah mulu kaya emak emak keilangan daleman." cerca Kenzo.
"Minggir minggir bos kita udah dateng nih!" teriak Farzan melihat Aksa yang baru datang dengan rambut yang berantakan, baju yang di keluarkan dan sudut bibir yang sedikit berdarah.
Farzan juga mendorong Kenzo supaya cowok itu cepat pindah dari tempat duduknya, agar Aksa dapat menggantikan posisi tersebut.
"Sabar anjir! Ini gue juga mau pindah, gue tau diri Zan!" kata Kenzo bergumam juga mengumpati sahabatnya yang tak punya akhlak tersebut.
"Lo abis ngapain? Lo nyamperin Canopus lagi?!" tanya Samuel seperti ngajak gelud seraya bangun dari duduk nyamannya di bangku koridor sekolah.
"Jawab, Sa!"
"Dareen yang nyamperin gue." jawab Aksa sekenanya.
Samuel dan yang lainnya menghela nafas lega. "Gue kira lo nyamperin Basecamp Canopus lagi. Kalaupun lo mau nyerang, seenggaknya ajak kita sebagai pasukan lo!"
"Santai, gue kalo mau seneng seneng emang pernah lupa sama kalian?" sarkas Aksa menaikan sebelah alis tebalnya.
"Iyain dah, kasian bund."
"Tas lo mana? Jangan bilang lo gak bawa tas." tanya kenzo kepada Aksa.
Dengan refleks Aksa memeriksa apa ia membawa tas atau tidak? Dan benar adanya, kalau ia lupa membawa tas berwarna hitam kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Aksara Gunadhya, manusia berparas malaikat. Rupa wajahnya tak seindah perjalanan hidup cowok tersebut. Terlahir untuk bertanya, apa tujuan hidupnya? Kenapa Aksa harus terus bertahan? Untuk apa Tuhan menciptakannya? Di...