54. semua telah berubah

8.3K 634 32
                                    

"ARGHHHHHHH!" teriak seorang cowok yang terdengar begitu lantang. Malam hari ini atau lebih tepatnya pada tengah malam yang sunyi cowok berpostur proposional berdiri di atas jembatan besar seorang diri. Yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang terlihat tenang, tetapi tidak dapat menenangkan hati Aksa yang sudah hancur lebur.

"Gue bodoh! Kenapa gue bodoh banget kaya gini HAH?!" kata Aksa yang matanya sudah memerah. Sejak di basecamp Canopus tadi. Sebenarnya Aksa sudah tidak bisa menampung rasa terkejut, kecewa dan sedih serta rasa emosional lainnya yang tercampur aduk.

Jika air mata keluar walau hanya satu tetes, itu bukan karena Aksa lemah. Tetapi untuk menampung semua rasa yang menumpuk di dalam hatinya, Aksa sudah tidak kuat.

"Harusnya dari awal gue tau! Kenapa gue gak pernah kepikiran?! Lo bodoh. Lo bener bener bodoh, Aksa!"

Jika di ingat kembali. Sebenarnya ada beberapa hal yang menunjukkan kalau Meisya lah dibalik ini semua.

Salah satunya ialah kala Corben, yaitu mata mata Canopus memberikan Aksa sebuah pesan ketika Aksa berada di kantin tempo hari. Di mana Corben meminta Aksa datang ke rooftop sekolah tetapi Aksa sama sekali tidak menemukan orang yang mengirim pesan tersebut—karena Aksa belum tau kalau ternyata itu adalah Corben.

Namun Aksa menemukan kalimat yang tertulis di tembok rooftop bagian belakang.

ORANG YANG SELALU BUAT LO BAHAGIA, begitu lah tulisannya. Apa kalian ingat?

Sama sekali tidak pernah terlintaskan, maksud Corben adalah Meisya. Kenapa Aksa tidak terfikirkan kalau Meisya juga mampu membuatnya selalu bahagia, terutama belakangan hari ini.

"Harusnya gue tau! Dan harusnya gue gak pernah buka hati buat siapapun!" teriak Aksa, cowok itu tidak pernah percaya akan kata cinta. Dan memang seharusnya sampai kapanpun Aksa akan selalu memegang satu pendiriannya itu!

Di lihatnya bayangan dirinya yang tercetak samar di atas air sungai. Aksa tau ini terasa begitu menyakitkan untuk hatinya hingga satu tetes air mata jatuh seakan ingin menyatu dengan aliran sungai malam hari ini.

Entah tidak bisa di jelaskan, hari harinya seakan terbuang sia sia hanya untuk mempercayai satu orang. Seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam hidupnya secara tiba tiba. Aksa kira itu ketidaksengajaan, namun ternyata itu adalah bagian dari rencana yang memang sudah di fikirkan matang matang oleh Dareen dan Meisya.

Dan ternyata semua itu hanya omong kosong belaka.

******

Seperti biasa, malam akan berlalu tergantikan oleh pagi dengan hari yang baru. Tidak bisa di pungkiri, malam tadi adalah malam yang terasa begitu panjang untuk gadis dengan cardigan berwarna hijau tua yang membalut tubuhnya.

Bahkan Meisya tidak tidur semalaman. Pikirannya melayang entah kemana, tatapan kecewa yang Aksa berikan seakan menancapkan puluhan belati putih di hatinya. Membuat dada Meisya merasakan rasa sakit yang amat sangat.

Kini Meisya tengah melewati koridor seorang diri. Mungkin kebetulan, ia berpapasan dengan Freya yang sepertinya ingin menuju ke kelas Saguna. Itu sudah menjadi rutinitas Freya di pagi hari.

"Freya!" panggil Meisya. Jika Aksa menjauh, ia tidak mau Freya juga begitu.

"Freya tunggu!"

Freya menoleh dan mendapati Meisya yang berjalan mendekat. "Ng—maaf Sya, gue buru buru." kata Freya melanjutkan langkah kaki yang sempat terjeda menjadi lebih cepat dari sebelumnya.

"Frey, aku pengen ngomong sebentar." ujar Meisya ingin menahan Freya supaya tidak pergi.

"Gak bisa. Mungkin lain kali."

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang