11. sebuah luka

16.1K 1.1K 4
                                    

"Sekian banyaknya luka yang aku dapati. Kenapa, hanya luka di hati yang tidak dapat terobati?"
-Aksara Gunadhya

******

"Hmm-ini aku-" Meisya menoleh ke arah Aksa. Cowok itu hanya menatapnya datar, jadi ia harus mengatakan yang sebenarnya di depan Freya dan empat sahabsat Aksa atau tidak?

"Ini karena jatuh di rumah Tante, gak sengaja jatuh karena licin." alibinya.

"Loh, bukannya lo bilang ke gue jatuh di kamar mandi ya?" tanya Freya dengan wajah bingung.

Meisya tersentak. Ya ampun, ia lupa kalau ada Freya di sini dan bodohnya Meisya memberi alasan yang berbeda.

"I-iya, kamar mandinya yang di rumah Tante." bohong Meisya.

Aksa mentautkan alisnya, kenapa gadis itu tidak memberitahukan kalau kakinya luka karena terserempet motornya? Aksa tidak masalah, jika Meisya menceritakan yang sebenarnya.

"Gue duluan, gak akan ada habisnya kalo ladenin dua cewek rese ini." sarkas Aksa kepada Meisya dan Freya.

"Lo tuh yang rese!" balas Freya makin Emosi.

"Udah Frey, jangan teriak teriakan." ujar Meisya menenangkan.

"Duluan ya, Meisya cantik." pamit Farzan mendapat toyoran dari Samuel.

"Genit lo menjijikan bro!" katanya seraya menarik Farzan menjauh dari keduannya.

"Gue gak bakal gombal. Tapi kalo lo mau, ini ada nomer Wa gue." ujar Kenzo langsung to the poin.

"Bawa nomer Wa lo yang gak guna ini, mending Meisya nyimpen nomer tukang galon dari pada nomer lo!" alih alih di jawab Meisya, ternyata yang jawab malah pawangnya.

"Galak banget lo, pantes cepet tua!" setelah mengatakan itu Kenzo berlari secepat kilat meninggalkan Freya yang hampir menjenggut rambut cowok tersebut.

"Eh, eh. Tunggu Saguna." panggil Freya, kini giliran dia yang beraksi. "Ko lo gak ke kantin sih? Gue tungguin lo padahal." lanjutnya. Sumpah demi apapun Freya jika berhadapan dengan Saguna sangat lah lembut walau terkadang bawelnya minta ampun.

"Gue gak ke kantin, karena ada lo." jawab Saguna menusuk dan berjalan santai dengan kedua tangan berada di saku celananya. Untuk menyusul sahabat sahabatnya yang lain.

Freya menghela nafas pelan.

"Jadi-cowok itu yang kamu tunggu dari tadi?" tanya Meisya yang tau akan hal itu, karena Freya menunggu Saguna sambil di temani oleh dirinya.

"Iya." jawab Freya pelan.

Meisya tersenyum penuh arti. "Aku emang baru di sini. Tapi aku beruntung bisa langsung punya teman kaya kamu. Jangan menyerah ya, mungkin dia belum liat perjuangan kamu aja, Frey." ujar Meisya mencoba menenangkan Freya kembali.

"Iya gak papa ko. Gue mah strong, Sya. Cuman kaya tadi? Udah biasa buat gue." jawab Freya kembali tersenyum.

******

Angin berhembus, menusuk luka di sudut bibir seseorang yang tengah duduk di dinding pembatas rooftop sekolahnya.

Langit yang tidak terlalu cerah, bahkan sedikit mengabu membuat angin yang di terpanya terasa begitu dingin.

Apa akan turun hujan?

"Ngapain ngikutin gue ke sini?" tanya Aksa masih menatap lurus ke depan. Membuat seseorang di belakangnya tersentak terkejut, Meisya menahan nafasnya sesaat dan menghembuskannya pelan.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang