"Terkadang, yang benar dan yang salah sangat sulit untuk dibedakan."
-Aksara Gunadhya******
Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Tanpa banyak basa basi Freya dan Meisya keluar dari kelas yang kini begitu sumpek dan terasa tidak nyaman akibat siswa siswa yang merokok di dalamnya.
Tidak lain dan tidak bukan adalah beberapa anggota Liberios. Kalau saja ketahuan guru atau staf sekolah yang langsung melaporkan kenakalan muridnya kepada guru BK, tak lupa Bapak kepala sekolah pun ikut mengetahuinya.
Matilah mereka semua.
"Anjir, rambut gue jadi bau asep rokok!" kesal Freya mengeluarkan botol semprotan berwarna pink cerah untuk rambutnya yang sering ia bawa ke mana mana.
"Ya ampun, Freya. Kena muka aku tau!" pekik Meisya mengibas ngibaskan tangannya tepat di depan wajah cantiknya. Agar aroma dari vitamin rambut tersebut hilang dari pandangannya.
"Sorry sorry, abisnya gue gak mau rambut gue yang sehat terawat ini jadi bau asep dan. Ewww banget deh pokoknya!" kata Freya mengibaskan rambutnya ke kiri dan kanan. Hingga wangi semerbakpun tercium oleh siapa saja yang lewat didekat keduanya.
"Ayu! Gue udah kangen sama Naila. Kita kan udah lama gak bertigaan gitu!" ajak Freya menarik lengan Meisya kejam. Untung saja gadis itu tidak jatuh ke lantai kemudian terseret, sakitnya biasa aja tetapi malunya mungkin sampai lulus sekolah nanti.
Saat menyusuri koridor pun Freya tetap menarik Meisya hingga bahu Meisya terus saja membentur tubuh teman sekolahnya yang lain. Namun tidak akan bertubrukan dengan Sena dan dua teman laknatnya, karena seperti yang Aksa bilang kalau hari di mana ketiganya diintrogasi adalah hari terakhir mereka.
Tetapi ternyata, Corben sudah mengaku bahwa itu adalah ulahnya dan—Kenzo. Tidak ada campur tangan Sena, Angel juga Jihan.
Biarlah. Anggap saja itu hukuman untuk mereka bertiga, atas pembully-an Meisya. HAHAHAHA
"Hello Guys!" pekik Freya memasuki kelas Naila. Dan DUAR! Tidak ada Naila di dalamnya, hanya ada beberapa murid yang kini menatap Freya tanpa berkedip.
"Woi sahabat gue ko ilang?!" tanya Freya ngegas.
"Enggak ilang Freya, pasti Naila udah keluar kelas." kata Meisya dan kini bergantian, kini ia menarik Freya sampai di luar kelas.
"Naila ke mana sih? Gak kangen apa sama kita?!" gerutu Freya berkacak pinggang. Semenjak murid disini tau kalau Naila sudah menjadi teman baik Freya, tidak ada yang berani mengganggu gadis tersebut kembali.
Sejujurnya sih. Sama sekali tidak ada anggota Liberios yang membenci Naila, jika ada yang membully pun paling hanya cewek cewek caper yang ingin cari muka di hadapan Aksa saja.
"Itu Naila bukan, Frey?" tanya Meisya menunjuk dua orang yang berada di pojok seberang.
"Iya! Itu Naila!"
"Oh, lagi sama Samuel. Yaudah jangan kita ganggu, mungkin dia lagi ngobrol tapi harus sembunyi sembunyi." ujar Meisya menjelaskan.
"Oke." kata Freya mengangguk. Tetapi anehnya bukannya pergi menjauhi Naila dan Samuel. Freya malah berjalan mendekat membuat Meisya yang semula tenang karena Freya tidak berulah kembali, kini malah dibuat pusing jadinya.
"OH PANTES AJA LUPA SAMA GUE SAMA MEISYA. JADI LO LAGI BERDUAAN?!" gadis itu datang datang langsung berteriak. Dan mendapat respond dari Naila yang terkejut apalagi Samuel. Wajahnya sudah memerah ketakutan kalau rahasia yang selama ini ia simpan akan terbongkar.
![](https://img.wattpad.com/cover/235134462-288-k623662.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Aksara Gunadhya, manusia berparas malaikat. Rupa wajahnya tak seindah perjalanan hidup cowok tersebut. Terlahir untuk bertanya, apa tujuan hidupnya? Kenapa Aksa harus terus bertahan? Untuk apa Tuhan menciptakannya? Di...