Kalau boleh jujur, aku tidak mengiyakan tawaran Topeng Putih karena berharap permainan akan benar-benar dihentikan seperti ini. Aku cuma melakukannya karena takut mereka berbuat sesuatu terhadap Catherine dan tiga sandera lainnya. Soalnya, melihat dari cara licik mereka memanipulasi peraturan dua kali (pertama, dengan memberikan waktu kurang dari dua hari untuk menyelesaikan klu, dan kedua, dengan menjebak Sam), aku tidak bakalan kaget kalau mereka, entah bagaimana, akan menemukan cara untuk mengingkari janji itu. Tetapi, nyatanya, hingga detik ini, belum ada tanda-tanda permainan akan diteruskan.
Sayangnya, itu bukan berarti kami bisa tenang.
Aku mengenal Bryan dengan cukup baik hingga mengetahui bahwa saat ini, dia pasti kelimpungan dan berpikir bahwa silent treatment dari Topeng Putih sangat aneh dan mengkhawatirkan. Kalau ada hal yang akan dilakukannya, itu pastinya bukan berleha-leha menikmati 'liburan' singkat ini seperti Sam, melainkan malah menyelidiki dengan lebih giat. Biasanya, aku akan mendengar hal ini langsung darinya dan ia akan melibatkanku. Tetapi, kali ini, ia menolak untuk bahkan berbicara denganku. Hal ini, tentu saja, membuatku tidak tenang dan, lebih dari apa pun, sangat sedih.
Di atas semua itu, aku juga masih belum bisa berhenti memikirkan tentang keanehan seluruh kejadian ini. Yang paling utama, yang belum sempat kurenungkan lagi sejak awal lantaran Topeng Putih tidak memberikan kami ruang untuk bernapas, adalah: mengapa mereka getol banget menargetkan Catherine di antara yang lain?
Ditambah lagi, aku juga memiliki kecurigaan kuat bahwa kepergian Catherine untuk mengikuti lomba adalah bagian dari rencana Topeng Putih. Maksudku, bukannya aku meragukan kepandaian cewek bule itu. Menurutku, ia bisa saja mengalahkan Bryan dalam tes IQ kalau berusaha keras. Tetapi, Gwen? Aku tidak yakin ada orang yang kecerdasannya bahkan mendekati level cewek itu di sekolah ini. Kalau dugaanku benar, kecuali Gwen sengaja merendahkan hasil tes IQ-nya agar tidak berangkat lomba, Topeng Putih, entah bagaimana, telah memanipulasi hasil tes IQ demi mengirim Catherine ke luar kota. Mereka sudah merencanakan teror ini sejak lama. Alasannya mungkin saja karena Catherine mengetahui sesuatu yang vital. Apa?
Tetapi, pertanyaan terbesarnya adalah: siapa yang memiliki akses untuk melakukan hal itu-bukankah seharusnya hanya Pak Stenley selaku kepala sekolah? Bryan memang sudah memikirkan kemungkinan ini sejak lama, sih; kemungkinan bahwa orang itu adalah guru atau orang berpengaruh di sekolah kami. Masalahnya, semua dugaan dan bukti sudah mengarah pada Pak Stenley, sementara Gwen ngotot bahwa pelakunya bukan beliau (omong-omong, masih belum jelas alasannya apa). Lalu... siapa?
Sejak hari Catherine dilukai, Pak Stenley masih menghilang entah ke mana. Menurut cerita Alice, beliau pergi dinas dadakan, tetapi tidak ada kejelasan soal kebenaran informasi itu. Guru yang mengantar Catherine selain beliau sekaligus berada di tempat saat kecelakaan terjadi adalah Pak Asep, dan yang menggantikan tugas jaga di rumah sakit setelahnya adalah Pak Joseph. Tetapi, kejadian itu terjadi dini hari, sehingga nggak ada alasan Pak Asep bisa masuk ke kamar Catherine. Lagipula, dia sendiri juga bilang bahwa kontak antara peserta dan guru pendamping dibatasi, kan?
Di sisi lain, Pak Joseph juga tidak menjaga Catherine setiap saat. Beliau bolak-balik Jakarta-Bandung karena harus mengurus sekolah, yang ditelantarkan Pak Stenley begitu saja. Bahkan, beliau lebih sering berada di sekolah daripada tidak. Lantas, siapa yang selalu bersama Catherine setiap saat? Apakah Pak Stenley menugaskan guru lain dan kami tidak tahu?
Lalu, siapa siswa yang terlibat-yang mendorong Gwen ke kolam tujuh tahun silam, dan kemungkinan besar juga bertukar pesan dengan kami selama permainan gila ini berlangsung?
Bunyi pintu kamar yang dibuka dengan kasar membuyarkan lamunanku. Aku tersentak kaget dan segera bangkit ke posisi duduk. Sam masuk ke dalam ruangan dengan tampang emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Curse of the Suicide Game
Mystery / Thriller[WARNING: Mengandung kata-kata umpatan dan adegan kekerasan yang kurang sesuai untuk anak-anak] Sosok psikopat di balik topeng putih yang menjadi momok siswa-siswi masih berkeliaran. Namun, Tim detektif amatir IMS (Infinite Mystery Seeker), yang ber...