25 : Trauma

674 41 2
                                    

Heii, sudah siap????

Oke, happy membaca, yaa👑💗

Oke, happy membaca, yaa👑💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

25 : Trauma

David berlari cepat melewati lorong rumah sakit. Tak jauh di belakang, Jake mengikutinya.

"Ah, sial! Liftnya rusak!" David menendang pintu lift dengan kuat. Jake menepuk pundak David dan membawa pemuda itu menuju tangga darurat.

"Ayo, cepetan," instruksi Jake dan David tak membantah. Mereka berdua berlari menaiki tangga dengan David yang memimpin.

"Kenapa Mama lo ada di sini?"

"Gue gak tau. Dia gak bilang apa pun sama gue."

David tak membalas lagi. Nafasnya yang tidak beraturan membuat ia kesulitan berbicara.

Setelah sampai di lantai 4, David langsung masuk ke dalam salah satu ruangan disusul Jake. Kakinya melangkah cepat menghampiri wanita paruh baya yang terkulai lemas di atas brankar.

"Anak Mama sudah datang?"

"Maafin David enggak jagain Mama."

"Gak papa." Sang ibu menoleh menatap Sella yang sedang tersenyum. "Ini Tante Sella, kamu sudah tau 'kan?"

David mengangguk kaku. Tentu saja ia tahu. Secarakan ia sering berkelahi dengan Jake karena Sella.

"David, Tante Sella ini sahabat Mama."

"A-apa?"

"Iya. Tante Sella ini sahabat Mama sekaligus orang yang Papa kamu suka dari SMA. Mama dan Papa kamu bisa bersatu karena perjodohan." Tangannya terulur mengelus kepala David sedikit kesusahan. "Kamu salah paham, Sayang. Tante Sella gak salah. Papa kamu yang brengsek."

David mengeraskan rahang. Ia marah sekaligus malu. Melihat Sella dan Jake membuatnya merasa amat bersalah.

"Maaf."

Sella tersenyum kecil. "Gak papa, Nak. Tante bisa maklumi itu."

"Maafkan Mama juga, David. Selama ini Mama hanya memikirkan diri Mama sendiri. Mama terlalu cinta sama Papa kamu sehingga mengabaikan kamu dan Naven. Mama bodoh, maaf."

"Enggak, Ma. Jangan bilang kayak gitu." David menggenggam tangan ibunya dengan erat.

"David. Mama sudah putuskan untuk berpisah dengan Papa kamu. Jadi, kamu dan Naven gak perlu terikat lagi sama dia. Berhenti melakukan semua perintah dia hanya karena Mama. Mama gak mau kalian jadi korban ambis Papa kamu lagi."

"Tapi--"

"Cari abang kamu."

"A-apa?"

"Cari Naven dan cegah dia. Bilang sama dia, Mama sudah membenci Papa kalian dan berjanji untuk tidak pernah kembali. Jadi, dia tidak punya alasan lagi untuk melakukan hal bodoh itu."

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang