22 : Sella Berubah Pikiran

600 37 2
                                    

Vote dulu, baru baca 👑💗

22 : Sella Berubah Pikiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22 : Sella Berubah Pikiran

"Tante gue lagi sakit. Ke RS bentar gak papa?"

"Di RS ada atap 'kan?"

"Lo mau ngapain?"

"Enggak, gak papa."

Taqa menatap Acasha heran. Dari tadi ia ajak ngobrol tapi gadis itu malah asal bicara. Mungkin saking sedihnya pikiran Acasha jadi melantur kemana-mana.

"Qa, di rumah sakit gue mau dong dirawat inap," pinta Acasha.

"Lo sakit?"

Acasha tertawa miris. "Hati gue retak, Qa. Sakit banget sampe rasanya mau lompat dari atap."

"Jadi itu maksud lo nanya-nanya atap?"

"Bercanda doang, dasar bayi!"

Taqa tak menanggapi Acasha lagi. Segera memarkirkan motornya saat mereka sudah sampai di area rumah sakit.

"Mami lo ada gak, Qa?" tanya Acasha. Mengamati sekitar yang masih ramai walaupun hari sudah semakin sore.

"Ada."

Mereka berjalan beriringan menyusuri koridor. Acasha tampak tak bersemangat. Pandangannya mengarah kosong ke depan. Membuat Taqa lantas menyentil pelipis Acasha menyadarkan.

"Sadar. Jangan sampe kerasukan."

Acasha mendesis. "Yakali!"

Sesampainya di depan ruangan, mereka masuk. Disambut oleh mami Taqa yang sudah siaga dari sofa samping pintu.

"Aca! Apa kabar kamu, Sayang?" Mami Taqa meraih tubuh Acasha untuk dipeluk.

"Baik dong, hehe."

"Udah makan?" tanyanya. Menggiring Acasha duduk di sofa sementara Taqa menghampiri tantenya yang sedang tidur di brankar.

"Udah, Tan. Tadi bekal Taqa gak habis, jadi Aca yang habisin."

"Anak itu emang malas makan, Sayang. Makan buku aja taunya. Kayak rayap!"

Taqa menoleh sepintas. "Ngarang."

"Ngarang apanya?!"

Tak membalas, Taqa menggeleng pelan saat tantenya sadar. Bagus, suara cempreng maminya berhasil membangunkan orang sakit.

"Kamu datang?"

"Tante bisa lihat," ucap Taqa seraya tersenyum.

"Kamu benar juga, hehe."

Acasha tiba-tiba beranjak. "Tante, Aca ke toilet dulu, ya. Kebelet."

"Iya, jangan lama-lama, ya, Ca."

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang