50 : Identitas Penggemar Rahasia (?)

598 44 7
                                    

Vote dulu ✅
Baru baca ✅

Selamat membaca cerita Raja dan Kaisar 👑✨

"Ini gue mau dibawa kemana?!" Acasha mengerjap kebingungan saat Kaisar memasukkannya secara paksa ke dalam mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini gue mau dibawa kemana?!" Acasha mengerjap kebingungan saat Kaisar memasukkannya secara paksa ke dalam mobil. Pemuda itu merendahkan tubuhnya, memasang sabuk pengaman pada Acasha.

"Kak, kita mau kemana?" tanya Acasha linglung. Namun Kaisar enggan menjawab. Ia langsung duduk di kursi kemudi dan menutup rapat semua jendela.

Acasha hendak kabur, tapi pintu mobil sudah terkunci. Gadis itu mendecak kesal, heran dengan tingkah Kaisar hari ini. "Lo kenapa sih, Kak?!"

Kaisar menoleh lalu membuka maskernya. "Lo yang kenapa?"

"Gue kenapa? Kakak tuh yang kenapa?! Datang-datang langsung main seret! Dikira barang apa?!" omelnya kesal.

Acasha tahu betul bahwa Kaisar adalah seorang ketua OSIS. Salah satu tugasnya ialah mendisplinkan para siswa. Tapi tetap saja Acasha merasa ini tak adil. Menggunakan make up saat jam sekolah sudah berakhir apakah salah? Acasha rasa tidak.

"Lo lagi ngehindar dari gue 'kan?"

Sontak Acasha terbungkam. Melirik sekilas untuk mengetahui ekspresi Kaisar. Dan benar saja, pemuda itu sedang mengintimidasinya dengan tatapan tajam.

"G-gak tuh! Aca gak lagi ngehindarin Kakak."

"Bohong," tukas Kaisar dingin.

Bola mata Acasha bergerak gelisah. Memikirkan cara untuk keluar dari sini. Sungguh, ia tak berani untuk sekadar membalas tatapan Kaisar. Pemuda ini membuat Acasha tertekan, padahal ia tidak melakukan apa-apa.

"Aca gak bohong kok! Buat apa Aca ngehindar dari Kakak?" elaknya lagi.

"Acasha, lihat gue," titah Kaisar kemudian. Acasha masih sibuk membuang muka, membuat Kaisar langsung meraih dagu gadis itu untuk segera menatap tepat pada matanya. "Lo pikir gue bodoh? Gerak-gerik lo kentara, Acasha."

Sial, Acasha terpojokkan. Aura dominan Kaisar membuatnya amat tertekan.

"Kak, b-bukan begitu. Aca gak--"

"Lo lagi datang bulan?"

"Apa?"

Kaisar menatap Acasha serius. "Lo lagi datang bulan?"

Acasha melepaskan tangan Kaisar yang memegang dagunya lalu mundur dan memberi jarak. Sumpah, Kaisar gila? Dari mana ia bisa mendapatkan hipotesa itu?!

"Aca udah selesai datang bulan!" jawabnya tanpa sadar.

Alis Kaisar terangkat sebelah. "Terus, kenapa menghindar?"

"Karena Kakak buat Aca pusing!" seru Acasha menggebu-gebu. Sadar akan ucapannya, Acasha langsung menutup mulut. "B-bukan gitu maksudnya. Aca cuma lagi banyak pikiran. M-maaf."

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang