60 : Simbiosis Parasitisme

693 59 3
                                    

Vote dulu ✅
Baru baca ✅

Selamat membaca cerita Raja dan Kaisar 👑✨💗

Selamat membaca cerita Raja dan Kaisar 👑✨💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu. Gak mungkin 'kan lo selama ini..."

Konyol.

Jelas tak mungkin jika Acasha dan Raja sedang diselimuti kesalahpahaman kurang ajar. Kesalahpahaman yang membuat ikatan kedua sejoli itu jadi meregang hanya dalam waktu singkat.

"Serius lo gak tau?" tanya Taqa penuh tuntutan.

Raut pias Raja seolah menjawab tuntas rasa penasaran Taqa. Pemuda berusia lebih muda satu tahun tersebut terkekeh samar. Melipat bibir hingga berakhir diam karena otaknya belum selesai mencerna.

"Jadi selama ini, Shasha suka sama gue?" Pertanyaan itu entah tertuju pada siapa. Raja sekadar bergumam lirih, seakan merutuki nasib sial yang sedang menimpanya. "Gue ... gak percaya."

"Kayaknya mata lo harus diperiksa. Dari gerak-gerik Aca, mestinya lo sadar. Semuanya kelihatan jelas, sialan," hardik Taqa.

"Tapi, Ratu--"

"Ratu?" Suara berat Taqa memotong lagi. Mukanya seketika mendatar, menunjukkan bahwa ia tidak senang saat Raja membawa-bawa nama Ratu--pacar sialannya.

"Lo selama ini ngiranya gimana?"

Raja tertunduk lesu. "Gue kira, Shasha suka Bang Kai." Sejurus kemudian, cowok itu menggeleng cepat. Meralat kalimatnya. "Enggak. Ratu bilang sama gue, Acasha suka Bang Kaisar."

Taqa tertegun singkat. Pantas Raja tiba-tiba bersikap abai pada Acasha karena mengetahui dari Ratu bahwa gadis itu tidak menyukainya lebih dari sahabat. Sampai di sini, Taqa sudah cukup paham.

"Berarti dalangnya cewek lo sendiri," lanjut Taqa memecah keheningan yang sempat hinggap. Bibir Taqa berkerut, walau samar tapi menunjukkan dengan gamblang bahwa cowok itu sedikit menaruh rasa kasihan. "Lo dibohongin. Fakta yang sebenarnya bukan begitu. Anak kelas yang lain bahkan tau kalau Aca sukanya sama lo. Gue kira, lo juga sama. Tapi pas lihat lo terang-terangan ngejauhin Aca duluan, gue yakin ada yang gak beres setelah lo balik dari Bandung."

Kepala Raja terangkat. Sorot matanya menyiratkan dengan jelas sebuah penyesalan yang teramat besar.

"Gue tanpa sadar ... nyakitin Acasha 'kan?"

"Ya." Taqa menanggapi dengan lugas. "Sejak saat itu, di mana lo seolah nolak perasaannya, Acasha jadi sering ngeluh gak bisa tidur sama gue. Bahkan gak jarang, dia tiba-tiba nelpon gue tengah malam dan yang bisa gue denger cuma suara tangisan."

Iris mata Raja bergetar samar.

Namun sebaliknya, Taqa menatap Raja dengan nyalang. Bak predator yang sedang mengincar mangsanya. "Tapi terlepas dari semuanya, gak seharusnya lo ngelakuin itu sama Aca. Dia sahabat kecil lo. Orang yang akan selalu berada di samping lo, terlepas dari benar atau salahnya tindakan yang lo ambil."

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang