Dear, temen-temen onlenku.
Ketahuilah kalian kalo aku ngetik part ini dengan mata 5 watt.
Gatau lagi, capek banget.Seperti biasa, vote dulu ya!
Happy membaca! <3
09 : Acasha Muak
"Jadi, nyokap Jake kerja di Baleya?" Kaisar bertanya memastikan barangkali ia salah dengar.
Raja yang sedang asik berputar-putar di kursinya langsung berhenti, menyorot penuh sang kakak. "Iya, dia jadi sekretarisnya Pak Matheo."
"Kita bisa suruh nyokap Jake cari bukti, dia sekretaris jadi pasti gak bakal susah," tutur Kaisar tenang.
Raja mengangguk menyetujui. Sesaat kemudian mengangkat tangan sebagai bentuk interupsi. "Gue yakin nyokap Jake mau. Tapi, apa gak berbahaya libatin orang untuk hal kayak gini? Masalahnya kalo ketahuan, nyokap Jake yang bakal kena," ucap Raja.
"Gue bakal kirim orang kita buat lamar pekerjaan di sana. Dia bakal jagain nyokapnya Jake," tanggap Kaisar.
"Okelah." Raja membenarkan posisi duduknya seraya menopang dagu. "Bang, tapi kayak ada yang aneh gak sih? Papanya David itu musuh perusahaan kita, tapi kok malah nyekolahin anaknya di Dirgantara?"
Kaisar termenung sejenak. Sudah ia duga bahwa Raja akan bertanya seperti ini pada akhirnya.
"Mulai sekarang, hati-hati sama David. Dia bisa aja disuruh bokapnya buat mantau gerak-gerik kita sebagai pewaris Dirgantara."
Raja mengangguk patuh. Semua yang dikatakan Kaisar memang benar. Selama ini mereka tak sadar dengan keberadaan musuh yang sangat dekat.
"Engg ..."
Atensi Raja dan Kaisar langsung terpusat pada Acasha yang sedang tertidur pulas di atas sofa posisi tengkurap. Gadis itu sudah menemani Raja dari pukul setengah tujuh malam dan jam sekarang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan.
Buru-buru Raja beranjak, membenarkan posisi tidur Acasha agar tidak kesakitan besok paginya. "Astaga, lo belum makan, Sha." Raja menepuk jidatnya seraya meringis. Bisa-bisanya ia mengabaikan Acasha dalam kondisi perut kosong. Salahkan berkas di atas meja Raja yang sudah menumpuk dan minta diselesaikan.
"Bang, mau ikut makan gak?" tanya Raja spontan. Namun sedetik kemudian, ia terkekeh hambar. "Gue lupa kalo lo gak bisa makan makanan selain masakan Mama."
Kaisar terdiam sejenak seolah memikirkan. Tak lama ia mengangguk kecil lalu menatap Raja. "Ikut. Sekalian nego sama nyokap Jake. Lagian, Mama Papa di Bali."
Raja melotot. "Lagi?! Jangan bilang kalo Papa sengaja suruh kita nge-handle perusahaan supaya mereka bisa berduaan? Awas aja pulang-pulang hasilnya positif! Gak mau gue!"
Suara keras Raja tanpa sengaja membangunkan Acasha. Gadis itu meregangkan tubuh dan menguap lebar.
"Toak banget sihhhh!" dumel Acasha dengan mata terpejam. Tangannya mencari keberadaan ponsel di atas meja. Raja terkekeh geli lalu menarik paksa tangan Acasha agar bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja dan Kaisar
أدب المراهقينRaja dan Kaisar itu saudara sekandung yang hanya terpaut satu tahun. Keduanya berparas tampan tapi memiliki sifat yang saling bertolak belakang. Tabiat seorang Raja sangatlah ceria. Cowok extrovert itu punya sejuta tawa dan lelucon yang sangat Acash...