Raja dan Kaisar itu saudara sekandung yang hanya terpaut satu tahun. Keduanya berparas tampan tapi memiliki sifat yang saling bertolak belakang.
Tabiat seorang Raja sangatlah ceria. Cowok extrovert itu punya sejuta tawa dan lelucon yang sangat Acash...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mam, Aca pengen coba lipstik hitam dong!"
"Jangan aneh-aneh. Mau jadi lutung kasarung kamu?" Nata memasang wajah garang. "Dongak."
Acasha mendongakkan kepala, membiarkan Nata memolesi bibirnya dengan lipstik warna nude.
"Sempurna! Gimana menurut kamu?" Nata bergegas menyingkir agar tidak menghalangi cermin. Sedang Acasha meneliti penampilannya sambil manggut-manggut.
"Not bad but not good."
Nata tersenyum kesal.
SABAR NATA!
INGET ADA PASAL PERLINDUNGAN ANAK DI SINI!
"Kamu berangkat bareng Kaisar 'kan?" Nata bertanya tanpa menoleh, sibuk merapikan peralatan make up.
Sambil menggunakan sepatu, Acasha menggeleng. "Enggak. Kak Kaisar wajib di sekolah jauh sebelum acara dimulai. Dia 'kan ketos, Mam."
Nata mengangguk pelan. Beralih memerhatikan putrinya yang mulai bangkit.
"Gimana? Bisa gak? Sepatunya gak bikin sakit 'kan?"
"Aman." Acasha mengacungkan ibu jari.
"Yaudah gih, minta anterin Om Razan."
"Pergi dulu, ya, Mam." Acasha menyambar tangan Nata. Lalu sang ibunda memeluk sekilas putrinya sebelum mereka berpisah.
"Hati-hati di jalan, ya. Oh, iya. Menurut Mama, kamu akan jadi yang tercantik di sana."
Acasha mencuatkan bibir. "Itu 'kan menurut Mama!"
****
"Ketua, orang-orang mulai berdatangan. Setelah kata sambutan dari kepala sekolah, Ketua bisa memberikan pidato sing--"
"Enggak. Saya diwakilkan." Atensi Kaisar kemudian beralih pada Nicholas, wakil ketua 1. "Nic, lo wakilin gue."
"Tapi, ini acara terakhir di masa jabatan lo, Kaisar. Beneran gak papa?"
"Gak papa."
Di antara anggota OSIS, Kaisar hanya akan berbicara santai pada Nicholas. Pasalnya mereka satu kelas, ditambah lagi keduanya sering berdiskusi bersama sebelum melakukan rapat dengan anggota OSIS yang lain. Jadi, jika menggunakan bahasa formal, akan sangat tidak nyaman.
"Persiapan udah selesai 'kan?" Kaisar mengedarkan pandangan ke seluruh aula. Bukan tanpa alasan, sekalian mencari keberadaan Acasha barang kali makhluk itu nyempil di tengah-tengah keramaian.
"Sudah, Ketua."
"Baik. Semuanya boleh menikmati acara, tapi jangan lepas tanggung jawab."