49 : Identitas Penggemar Rahasia

605 50 12
                                    

Vote dulu ✅
Baru baca ✅

Selamat membaca cerita Raja dan Kaisar 👑✨

Selamat membaca cerita Raja dan Kaisar 👑✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"L-lo siapa?!"

Acasha menilik sembari memasang gesture waspada. Alisnya menukik tajam, memerhatikan orang asing tersebut dengan intens.

Pemuda itu menggunakan seragam Dirgantara. Untuk masalah tampang, bisa dibilang di atas rata-rata. Bibirnya tipis, alisnya tebal, rahangnya tegas, tinggi tubuhnya sekitar 170 cm, serta kulitnya putih mulus. Ternyata masih ada orang tampan tersembunyi di Dirgantara. Tapi, siapa dia? Acasha tidak pernah lihat.

"Lo siapa?!" Acasha kembali mengajukan pertanyaan yang sama. Sadar akan sesuatu, Acasha bergegas menuju mejanya dan memeriksa laci. Dan benar, ada sepucuk surat dan sekotak cokelat di sana.

"Jadi, lo penggemar rahasia gue?" Acasha berbalik, menatap pemuda tersebut penuh tuntunan.

"G-gue harus mulai dari mana?"

Acasha mendecak. Meletakkan tas ke atas meja dan beralih menarik tangan pemuda itu keluar dari kelas. Jika para sahabatnya tahu, habis sudah. Bakal heboh sampai satu sekolahan.

"Lo harus jelasin semuanya sama gue!" titah Acasha dan diangguki pemuda itu dengan pasrah.

****

"Jelasin cepet!" Acasha mendudukkan pemuda tersebut dengan paksa di bangku taman. Sedang ia sendiri berdiri, wanti-wanti jika penggemar rahasianya ini kabur.

"K-kenalin dulu, nama gue Rayen. Gue adalah penggemar rahasia lo."

Mata Acasha menyipit menatap Rayen. "Lo kenapa bisa suka sama gue?"

"Gue suka lihat lo di kantin."

"Lo suka lihat gue di kantin sementara gue sering buat masalah di sana? Lo lagi nyinggung gue nih?" tanya Acasha galak.

Rayen gelagapan.

"E-eh, bukan gitu maksud gue. Gue suka lihat lo, cara lo ngomong dan cara lo senyum, itu yang gue suka. Gue gak ada niatan nyinggung lo, sumpah."

Acasha mengangguk paham. Kasihan juga memojokkannya seperti tadi.

"Lo kelas berapa?"

"Kelas 12 bahasa 1."

"A-apa? Lo anak bahasa?!"

Acasha tersentak kaget. Bagaimana mungkin semua tebakannya benar? Padahal ia cuma ngasal kok. Tahu begini Acasha akan pergi ke kelas bahasa lalu memeriksa tulisan mereka satu per satu---tapi ah, sudahlah. Telat!

Rayen tersenyum kikuk. "Kenapa?"

"E-enggak." Gadis itu mendudukkan diri di sebelah Rayen, lelah juga berdiri sedari tadi. "Berarti lo kakak tingkat gue. Maaf, Kak. Gue gak sopan barusan."

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang