10 : Insiden Kecil

871 58 0
                                    

Yo yo yo!
Udah vote? Harus vote!
Oke, happy membaca~

Yo yo yo!Udah vote? Harus vote!Oke, happy membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 : Insiden Kecil

"Astaga, Raja mana sih?"

Acasha tampak uring-uringan di depan gerbang. Menunggu sosok Raja yang tak kunjung datang. Pemuda itu berjanji akan menjemput Acasha, tapi sampai sekarang tidak ada.

Untungnya di sini masih agak ramai. Jadi Acasha tidak perlu parno sendirian.

Karena jengah, Acasha mendial nomor Raja. Tak lama, suara Raja terdengar dari seberang. Langsung saja Acasha memarahinya.

"Lo tuh dimana sih?! Gue lumutan nunggu lo, setan!" sembur Acasha.

Terdengar ringisan kecil dari Raja. "Maaf, Sha. Gue lagi ada urusan, tapi ada yang jemput lo kok. Tunggu aja, ya."

"Yaudah, jangan lama-lama!"

Tut.

Acasha mematikan sambungan sepihak. Rada kesal dengan Raja karena tidak jadi menjemputnya. Mood Acasha sudah rusak, ia butuh bubble tea untuk membantu mengurangi rasa kesal yang terakumulasi.

Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan Acasha. Dahi Acasha mengernyit dalam, merasa mobil ini tak asing di matanya. Kaca jendela mobil perlahan terbuka. Menampakkan sosok pemuda berjas dengan masker hitam.

Dia Kaisar.

Acasha berjalan tertatih-tatih. Berdiri sambil menatap Kaisar dari ambang jendela. "Lo jemput gue, Kak?" tanyanya rada skeptis.

"Hm."

Tak mau membuat Kaisar menunggu, Acasha segera masuk. Menghembuskan nafas pelan sesaat sebelum melihat pergelangan kakinya yang sedikit merah. Tadi sebelum sampai gerbang, kaki Acasha tidak sengaja menginjak batu hingga berakhir keseleo. Alhasil kakinya terasa agak nyeri.

Kaisar yang sedang mengemudi melirik Acasha sebentar. "Kenapa?" tanya Kaisar.

"Keseleo kayaknya, Kak," jawab Acasha seraya meringis.

"Mau obat salep? Gue punya." Kaisar melirik kotak kecil di belakang. Acasha berdeham kikuk lalu mengangguk. Tangannya terulur untuk menggapai kotak obat milik Kaisar di kursi belakang. Namun tidak sampai.

Acasha tetap mencoba dengan keras. Namun kepalanya malah tidak sengaja terjeduk dan berakhir dirinya jatuh terjerembab ke perut Kaisar. Bahkan Kaisar sampai mengerem mobilnya secara tiba-tiba karena kaget.

Tin! Tin!

"Bawa mobil yang bener dong!" cerca pengendara lain. Namun Kaisar sebatas diam. Ia tak bisa berucap karena posisinya dengan Acasha sangat dekat.

Acasha langsung membentang jarak. Menunduk sambil mengusap kepalanya yang terasa nyeri sehabis terjeduk dengan atap mobil. "Maaf, Kak," lirih Acasha pelan, ia takut. Persetan dengan kotak obat di belakang. Acasha benar-benar malu.

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang