11 : Luka Goresan

844 56 3
                                    

Happy membaca!!

11 : Luka Goresan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11 : Luka Goresan

"Sha, buka mulut lo lebar-lebar." Raja mengarahkan sesendok nasi goreng pada Acasha. Acasha menurut, membuka mulut lebar-lebar dan membiarkan Raja menyuapinya.

"Gimana, enak?" tanya Raja lalu ia kembali makan.

Acasha mengangguk tanpa membalas. Mulutnya penuh dengan makanan yang Raja suapkan.

"Gila, ulangan tadi bikin kepala gue nyeri, sialan." Opan memijat pelipisnya sambil geleng-geleng. Merasa jengkel dengan guru kimia mereka yang sangat kejam saat memberi soal. "Pengen gue santet rasanya."

Jihan menoyor kepala Opan tanpa perasaan. "Heh, ginjal lo pengen gue sentil?" desis Jihan jengkel. Opan mengangkat sendok hendak membalas perbuatan Jihan namun Taqa menahannya.

"Bayi jangan ikut campur!" pungkas Opan kesal. Namun sesaat kemudian Opan tersadarkan. Ia tersenyum kikuk pada Jihan yang sedang melayangkan tatapan tajam kepadanya.

"Maap, Han. Gue lupa," ucap Opan tak enak hati. Pasalnya guru kimia yang berniat ia guna-guna adalah ibunya Jihan. Opan memang sering melupakan satu fakta itu.

"Lama-lama lo yang gue santet, Pan," sahut Yuna. Cilla ikut menimpali. "Itu otak buang ajalah gak guna."

Opan mendelik julid. "Apaan sih lo nyaut-nyaut."

Acasha mengambil jus milik Kenta. Meminumnya hingga tersisa setengah. Kenta yang melihat jusnya diminum Acasha hanya memasang wajah datar. Bergegas mengambilnya kembali agar tidak diminum Acasha lagi.

"Dah yuk, balik," ajak Acasha begitu ia selesai makan.

"Sendiri aja kali," sahut Opan, dihadiahi pelototan oleh Acasha.

"Bentar lagi bel bunyi tau," gemas Acasha lalu ia menarik paksa lengan Raja agar beranjak. "Balik ayooo."

Raja akhirnya beranjak. Menuruti permintaan Acasha untuk kembali ke kelas. Tangannya meraih bahu Acasha untuk dirangkul. Berjalan keluar dari kantin disusul dengan Yuna dan Jake.

"Hari ini lo ngantor, Ja?" tanya Jake. Raja melirik sekilas lalu mengangguk.

"Nyokap lo apa kabar?"

"Baik. Nyokap udah gak digangguin Pak Matheo lagi. Soalnya udah ada yang jagain, si Om Deo," jawab Jake seadanya.

Acasha menyahut cepat. "Papa Deo kali, upss!"

"Asalkan nyokap bahagia sih oke-oke aja."

"Cie, Jake mau punya Papa baru," goda Yuna, ia mencolek-colek lengan Jake. Membuat pemuda itu risih lalu memberi jarak. "Lo nyolek luka gue, Yun!"

"Eh, sorry sorry. Luka apa?" Raja dan Acasha turut memerhatikan. Sedangkan Jake tertawa lirih kemudian berdeham kikuk.

"Biasa, hehe," kekehnya tak berdosa. Yuna menoyor kepala Jake, gemas dengan kelakuan sang sahabat yang tak ada jeranya.

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang