63 : Dilema

673 52 9
                                    

Vote dulu ✅
Baru baca✅

Selamat membaca cerita Raja dan Kaisar 👑✨💗

Memang pada dasarnya, kehadiran Ratu adalah kesalahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memang pada dasarnya, kehadiran Ratu adalah kesalahan. Jika saja gadis itu tidak ada di sini, maka sudah dipastikan dirinya akan baik-baik saja. Ia mungkin tak akan mendapatkan ratusan ujaran kebencian. Atau mungkin, dirinya sedari awal sudah bersanding dan bahagia bersama Raja.

Namun kembali lagi, Ratu adalah sebuah bukti. Bahwa wajah yang teduh dan sikap yang lemah lembut tidak menjamin bahwa seseorang itu memiliki hati yang bersih.

Ratu itu manipulatif. Untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan, ia akan menghalalkan segala cara. Termasuk memporak-porandakan kehidupan Acasha.

Dan kemarin sore adalah puncaknya.

"Lo pikir gue mau belah perut tikus cuma buat lima juta? Anak manja kayak lo emang bisa lakuin itu sendirian?"

"Sial. Iya, nanti gue transfer tiga kali lipat!"

Itu adalah sepenggal kalimat yang begitu Acasha ingat. Bahkan ia sampai mendengarnya berulang kali, memastikan bahwa sang empunya suara adalah Ratu Ananta Gustia--gadis tidak tahu malu yang sudah melewati batas teritorinya.

Singkatnya, saat Ratu dan Rina sedang melakukan percakapan lewat telepon, Melody juga ada di sana. Gadis berkacamata itu bersembunyi di antara pilar dan menyalakan rekaman suara sesaat setelah memergoki Ratu sedang menunjukkan gelagat aneh. Dan benar saja, kecurigaan Melody terbukti ketika nama Acasha dibawa-bawa dalam topik obrolan mereka.

Di sinilah Acasha sekarang. Di depan ratusan anak Dirgantara, ia berdiri dengan tatapan penuh amarah pada Ratu yang sedang meringis dengan kepala yang tertoleh paksa ke samping.

Rasanya emosi Acasha kian memucak saat Ratu melemparkan tatapan terluka padanya. Playing victim. Jika Ratu berpura-pura menjadi korban, maka Acasha akan membuatnya jadi korban sungguhan.

Bugh!

Acasha menendang tungkai kaki Ratu, membuat gadis tersebut langsung jatuh berlutut. Ah, ini sangat menyenangkan ternyata. Apalagi saat Acasha mendapati wajah Ratu mulai mengeras karena tindakannya.

"Besok apa lagi yang mau lo kirim ke gue, hah?! Bangkai babi? Atau sesajen? Bilang sini, gue mau denger." Acasha kemudian mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Ratu. "Lo pikir lo bisa jatuhin gue? Duh, lo kapan bangunnya sih? Sadar, anjing. Lo sama gue beda kasta! Lo di bawah!"

Tangan Acasha menjalar ke kepala Ratu. Menarik rambut gadis itu hingga rontok beberapa helai.

"Acasha ... sakit," cicit Ratu lemas. Namun Acasha sepertinya sudah kalap. Alih-alih melonggarkan jambakannya, Acasha justru makin menjadi.

"Ini gak sebanding sama semua yang lo lakuin ke gue. Jadi gak usah merasa sok tersakiti. Gue udah kebal sama tingkah murahan lo." Acasha tertawa seperti orang gila.

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang