08 : Masalah Jake

1K 65 1
                                    

Eyyo wasap??????
Pakabs teman-teman onlen semua?
Piling gud? Okede, mantap.
Vote dulu, ya!

Cekidot, happy membaca!!

Cekidot, happy membaca!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08 : Masalah Jake

"AIR PANAS! AIR PANAS! WOI, MINGGIR ELAH!"

Opan mengangkat es kelapa mudanya sebatas dada. Membelah kerumunan di kantin sambil memasang wajah waspada.

"Awas woi! Air panas! Air panas! Air dari neraka, kena kulit lo auto kurap seumur hidup," seru Opan asal. Sesekali melotot pada siswi-siswi kecentilan yang sengaja menyenggol dirinya.

Menjijikan. Biar bar-bar sejak dini, Opan tetap tak suka ini.

"Heh, apaan lo nyempil-nyempil hah?! Pengen gue lempar ke empang?" tanyanya garang. Sontak mereka berlari ketakutan menghindari Opan yang sudah habis kesabaran.

Nafas lega Opan hembuskan. Bergegas duduk di sebelah Yuna sambil menstabilkan diri. "Emosi gue lama-lama."

"Sabar, Pan." Tangan Yuna terangkat untuk mengusap-usap pundak Opan. "Gimana ya, Pan? Bukannya julid, tapi apa coba yang mereka suka dari lo? Masih gantengan Raja btw."

"Jahat lo sama gue, Yun!"

"Gak guna baik sama lo, Pan."

"Halah."

Acasha geleng-geleng kepala memerhatikan perdebatan mereka. Sejurus kemudian melirik Taqa di sebelahnya yang sedang mengeluarkan aura suram.

"Kenapa pundung gitu?" tanya Acasha heran. Raja langsung menyahut. "Gara-gara tadi pasti."

Acasha menghela nafas. Menatap jengkel ke arah Taqa yang sedang mengintimidasi gelas di tangannya.

"Lain kali kalo pelajaran Bahasa Indonesia jangan baca buku sains, Qa," ujar Acasha kesal. "Bacanya di depan guru lagi, astaga."

Kenta menyeruput jus apelnya. Membagikan pandangan pada Taqa yang sedang tertunduk lesu. "Nanti gue ambil bukunya."

Lantas Taqa mendongak. Menatap Kenta dengan raut datar. "Bisa?"

Dengan santai Kenta mengangguk. Lelaki keturunan Jepang itu menepuk pelan pundak Taqa seraya tersenyum tipis. "Tapi jangan diulangi lagi," ucap Kenta tegas dan dibalas dengan anggukan mengerti oleh Taqa.

Jihan menggeleng miris. Mengunyel pipi Taqa karena jengkel. "Udah kesepuluh kalinya buku lo kena sita ya, Qa." Sejurus kemudian, Jihan beralih menatap Kenta. "Lain kali jangan dimanja, biar tau rasa!"

"Udah, Han. Kasian masih bayi," sergah Cilla tak tega. Sementara Jihan bersedekap dada lalu menyuruh Taqa kembali makan.

Fyi, Taqa paling muda di antara mereka. Maka dari itu ia sering dimanja oleh anak kelas.

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang