68 : Akhir

1.3K 82 16
                                    

Vote dulu ✅
Baru baca ✅

Selamat membaca cerita Raja dan Kaisar 👑✨💗

Selamat membaca cerita Raja dan Kaisar 👑✨💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Brengsek!"

Tubuh ringkih itu bergetar hebat. Namun tungkai kakinya mengayun tegas. Terlihat berani, tapi dalam hati menjerit keras.

"Gue udah pernah bilang sama lo! Kalau mau balas dendam, balas langsung ke gue! Jangan berani-beraninya lo sentuh keluarga gue, dasar brengsek!" Gadis itu berteriak kencang. Kedua tangannya terangkat, menjambak rambutnya sendiri dengan brutal. "Gara-gara lo, Papa gue gak sadarkan diri di rumah sakit! Puas lo?!"

Sang gadis memasok oksigen. Hidungnya tampak kembang kempis pertanda bahwa emosinya sedang tidak stabil. "Demi apa pun, lo boleh siksa gue. Kalau itu satu-satunya cara supaya lo berhenti, gue gak akan berontak. Sedikit pun!"

Pemuda dengan manik segelap jelaga hanya diam. Melirik dingin pada oknum sebelahnya yang terlihat tenang seolah amarah sang gadis bukanlah apa-apa.

"Hentikan," ucapnya tak lama kemudian. "Bukan ini yang Aca mau."

"Persetan. Gue gak cuma lagi balas dendam untuk Acasha. Tapi gue juga lagi balas dendam untuk diri gue sendiri." Pemuda itu tertawa kecil. Lalu wajahnya mendingin sekejap. "Gue gak akan ngelakuin sesuatu tanpa alasan. Dan alasan yang gue punya udah lebih dari cukup untuk ngelakuin semuanya."

"Dasar bajingan sakit!" teriak si gadis. "Gue udah bilang, hancurin aja perusahaan keluarga gue! Putusin kerja samanya!"

Pemuda itu terkekeh pelan. "Dan bukannya gue udah pernah bilang? Bahwa untuk menghadapi musuh, kita harus membuat musuh itu punya ketergantungan sama kita. Sampai sini lo paham, Ratu?"

"Lo cukup lakukan semua itu ke gue, Raja! Jangan sekali-kali lo sentuh Papa gue!"

"Ck, sayang banget." Raja mendecak sok kecewa. "Padahal dia yang udah buat lo gak waras gini. Jadi, bukannya dia yang harus tanggung jawab? Gak ada asap kalau gak ada api."

Raja melangkah tenang. Menimbulkan bunyi hentakan yang mampu membuat atmosfer ruangan makin mencekam.

Bersamaan dengan derap langkah kaki Raja, tubuh Ratu jatuh meluruh ke lantai. Gadis itu menunduk dalam menyembunyikan tangisannya.

"Raja, gue mohon. Jangan bertindak keterlaluan. Gue gak ngelarang lo buat hancurin dan blacklist perusahaan keluarga gue, tapi lo gak berhak buat ngehabisin Papa gue. Dia--"

"Dia brengsek?" sela Raja sambil tertawa gila. "Lo tau, Papa lo itu menjijikkan, Ratu. Gue gak akan keberatan mewakili lo untuk menghabisi dia," lanjutnya senang.

"Lo keterlaluan, Raja."

Tubuh Raja mematung seketika. Tak punya kuasa sekadar membalikkan badan ataupun menolehkan kepala. Karena tanpa ia tebak pun, ia sudah tahu siapa sang empunya suara.

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang