44 : Isi Hati Raja

727 46 6
                                    

Vote dulu✅
Baru baca✅

Selamat membaca cerita Raja dan Kaisar 👑✨

Selamat membaca cerita Raja dan Kaisar 👑✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang."

Acasha berdeham tanpa melepaskan pandangannya dari televisi. Nata mendecakkan lidah, menghampiri sang putri dan memberikan sepiring bolu pandan.

"Sana kasih Tante Bella. Jangan malas-malasan!"

Acasha melirik singkat.

Bella dan Nata memang punya hobi aneh. Mereka berdua suka main jual-jualan. Biasanya Bella akan memesan bolu pada Nata, begitu juga sebaliknya. Terkadang, kedua wanita itu sering lupa siapa suami mereka.

"Ca, Mama minta tolong loh ini."

Mau tak mau, Acasha beranjak. Menerima sepiring bolu dari Nata dengan muka julid. "Kan bisa nyuruh Mbok. Padahal Mama bisa lihat kalau Aca lagi asyik nonton--"

"Oh, kamu nolak?"

"Tidak, Mamaku sayang."

Acasha tersenyum paksa lalu cemberut lagi dalam hitungan detik. Dengan malas, gadis itu bergeser ke samping dan berjalan melewati Nata sambil menggaruk kulit kepala.

"Ketombemu, Ca. Jangan sampai kena bolunya!"

"Mayan, Ma. Buat topping."

"Aca!"

Bibir Acasha mengerucut sebal. "Lagian ngaco sih. Aca gak punya ketombe."

Nata enggan menanggapi putrinya. Sedangkan Acasha melangkah ogah-ogahan ke rumah seberang dan mengetuk pintu sambil memejamkan mata.

Sialan, Acasha ngantuk. Pengen tidur dan gak mau bangun lagi.

"Tante Bella, Aca bawa rezeki nih. Dibuka dong."

Ceklek!

"Waduh, bolu pesanan Tante akhirnya datang." Bella mengambil alih piring itu dan menggandeng lengan Acasha masuk ke dalam.

"Mukamu kok lemes, Ca?" tanya Bella heran.

"Mau bobo, Tante."

Bella mendelik. Menyumpal mulut Acasha dengan bolu dan melangkah ke dapur. "Di sini dululah. Belum larut banget juga 'kan."

Acasha iya-iya saja kemudian celingak-celinguk. "Kak Kaisar di kamar?"

"Yoi."

"Hmm, Aca mau samperin Kak Kaisar dulu kalo gitu."

"Semangat, Sayang!"

Acasha memberikan jempol lalu naik menyusuri anak tangga. Ia mendesis ngeri ketika berjalan di tengah lorong yang sepi dan gelap. Kebiasaan, seharusnya lampu di sini dibiarkan tetap menyala. Jadi, Acasha tidak perlu parno kalau sedang jalan sendirian.

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang