12 : Demam Tinggi

923 54 1
                                    

Selamat membaca🤍🕊️

Selamat membaca🤍🕊️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12 : Demam Tinggi

Sejak dini hari tadi, Nata sibuk bolak-balik kamar sang putri dengan khawatir. Saat jam 2 pagi, suhu tubuh Acasha naik. Membuat Nata dan Gilang harus terjaga dan menemani Acasha yang kerap mengeluh kedinginan.

Nata mengambil kompresan. Menempelkannya ke dahi Acasha sesekali mengelap keringat dingin di area pelipis sang buah hati.

"Udah tau kalo sendirinya paling gak tahan sama dingin. Malah nekat pulang hujan-hujanan. Bandel banget," omel Nata gemas. Yah, Acasha termasuk tipikal orang yang tidak kuat dengan dingin. Ia mudah terkena demam.

Gilang mendekat, mengecek kembali suhu tubuh Acasha barang kali menurun. Tapi nyatanya masih tetap sama, sangat panas.

"Aca kemarin gak sama Raja?" tanya Gilang heran. Nata balas dengan gelengan kepala.

"Aca bilang dia lagi marahan sama Raja. Kemarin pulang sama Yuna dalam kondisi udah basah kuyup. Bukannya langsung mandi, ini anak malah minum bubble tea dulu di depan teras," urai Nata cemas sekaligus geram. Ingin rasanya ia menoyor kepala Acasha namun teringat bahwa sang putri sedang demam.

Gilang manggut-manggut mengerti. Tak heran lagi dengan Acasha dan Raja yang sering terlibat pertikaian kecil.

Gilang baring di sofa kamar Acasha. Memerhatikan sang istri yang terlihat sangat cemas. "Kamu istirahat aja. Nanti biar Mas yang ganti kompresannya," ucap Gilang datar.

Nata mengangguk lesu lalu membaringkan dirinya di sebelah Acasha. Menatap wajah pucat Acasha dari samping kemudian menghembuskan nafas secara kasar. "Cepat sembuh ya, Sayang. Biar Mama bisa toyor kepala kamu."

****

"Shashaaa! Berangkat sekolah, skuy!" Raja berteriak dari luar rumah. Namun kondisi rumah Acasha terpantau masih sepi. Hanya ada Edi yang sedang memanaskan mobil di dekat garasi.

"Selamat pagi, Pak Edi!" sapa Raja ramah lalu menghampiri Edi. "Shasha mana ya, Pak?"

"Pagi, Den Raja. Saya juga gak tau, mungkin Non Aca sedang siap-siap. Biasalah cewek kalo lagi siap-siap, kita bisa menjelajahi bumi dan segala isinya," guraunya membuat Raja tertawa.

Gilang dengan setelan jas kantornya keluar. Alisnya bertaut melihat Raja yang sudah stand by di depan rumah dengan seragam sekolah.

Dengan cepat Raja mendekati Gilang. Meraih tangan Gilang untuk bersalaman. "Pagi, Om. Shasha masih siap-siap, ya?" tanya Raja antusias.

"Tante Nata gak chat kamu, Ja?"

Alis Raja menukik heran. "Emangnya Shasha kenapa, Om?"

"Dia demam," jawab Gilang. Sejurus kemudian melihat arloji yang melekat di tangannya. "Om pergi dulu, ya. Udah mau jam tujuh. Kamu mendingan ke sekolah aja, entar telat."

Raja dan KaisarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang