Raja dan Kaisar itu saudara sekandung yang hanya terpaut satu tahun. Keduanya berparas tampan tapi memiliki sifat yang saling bertolak belakang.
Tabiat seorang Raja sangatlah ceria. Cowok extrovert itu punya sejuta tawa dan lelucon yang sangat Acash...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
19 : Naven
"Mel, buku yang lo mau ada gak?" Acasha memerhatikan Melody dengan lelah. Pasalnya gadis itu sedari tadi bolak-balik rak satu dengan rak yang lainnya. Membuat Acasha jadi pusing sendiri.
"Ada, Kak. Tapi aku bingung mau pilih yang mana." Melody menjawab tanpa menoleh.
"Ambil semuanya. Biar gue yang bayar."
"Kak Aca, aku udah nabung kok. Cuma butuh satu buku aja. Tunggu sebentar lagi, ya."
Acasha mengangguk malas. "Gue ke sana dulu."
"Oke, Kak."
Acasha melangkah lesu menuju pojok baca. Hanya ada seorang pemuda di sana. Acasha tak ambil pusing. Lagi pula siapa saja bebas duduk di mana pun.
Dugh.
Acasha merebahkan kepalanya ke atas meja. Membuat pemuda tadi yang sedang asyik membaca lantas menutup bukunya.
"Loh, kamu yang kemarin 'kan?"
"Jangan sok kenal." Sedetik kemudian, Acasha terbelalak. Secepat kilat mendongakkan kepala dengan wajah terkejut. "Maaf, saya ga-- loh, Kakak yang kemarin itu 'kan?"
Pemuda itu tersenyum sambil mengangguk. Menyodorkan tangannya pada Acasha, bermaksud untuk berkenalan.
"Kenalin, nama saya Naven. Saya kelas 3."
Acasha menyambar tangan Naven. Mengerjap sebentar karena sempat terhipnotis dengan wajah tampan Naven.
"Nama aku Acasha, Kak. Masih kelas 2."
"Kamu sekolah di Dirgantara?" tanya Naven. Memerhatikan seragam sekolah Acasha yang terpampang logo mahkota emas.
Iya, simbol Dirgantara itu mahkota emas. Maka dari itu, anaknya dikasih nama Raja dan Kaisar.
"Saya home schooling. Ibu saya sedang sakit, saya terlalu khawatir meninggalkannya bersama pelayan."
Acasha mencicit. "Ayah Kakak emangnya kemana?"
"Dia sudah meninggal dunia," ucap Naven seraya tersenyum. Acasha menunduk merutuki dirinya.
"Maaf, Kak."
"Gak papa. Santai aja."
Acasha kembali mendongak. "Btw, Kakak ada hubungan apa sama Kak Kaisar?"
"Saya sama Kaisar dulu sahabatan waktu SMP. Saya dulu masih bersekolah dan sekelas sama Kaisar. Bukan hanya Kaisar, saya juga sahabatan sama Elle. Kita bertiga sempat jadi rekan tim olim. Makanya dekat."
Sontak Acasha tercengang. "Wow, Kakak bisa temenan sama mereka?" tanyanya takjub. Dibalas dengan kekehan renyah oleh Naven.