Api unggun

443 60 25
                                    

Se membara api unggun, niat Chiko untuk mendapatkan Anin, begitu juga Badrun dalam mengejar Mira, aku hanya berharap jika api unggun yang mereka nyalakan tidak akan pernah padam, walau itu mustahil
~
Sammy



































Sammy POV

Tenda kami belum mengumpulkan kayu bakar karena insiden anin yang hampir menghilang kan nyawa Gracia, entah apa yang di dijulurkan gadis itu sampai dia bisa se nekat itu

Karena kami belum mengumpulkan kayu bakar, alhasil Badrun dan Mirza sekarang tenang mencari kayu di hutan, sekalian untuk tenda Gracia, karena Badrun juga khawatir jika Mira yang mencari kayu bakar di hutan

Melihat mereka yang berjuang demi orang yang mereka sayangi, aku jadi bimbang dengan hatiku sendiri, bagaimana menafsirkan isi hatiku ini, hanya sikap peduli kah atau lebih dari itu

Chiko tengah membujuk Anin yang masih mengurung diri di dalam tenda, dia rela duduk di dekat tenda hanya untuk memastikan Anin tidak  melakukan tindakan aneh-aneh

Ada beberapa guru juga yang sudah membujuk Anin agar mau makan siang dan mau keluar, camping yang ku harapkan sudah hancur dalam sekejap tapi malam belum tiba, semoga malam nanti situasi ini akan membaik dan akan berubah menjadi apa yang aku harapkan sebelumnya

Mira, Ara dan Yori tengah menemani Gracia, ternyata mereka baik dan dapat ku percaya untuk menjaga Gracia selama aku tidak bisa menemaninya

Luka di lenganku masih terasa perih saat tak sengaja tersentuh, untung aku jauh dari papa, kalo papa sampai tau aku bisa di sangka berkelahi dan bisa di hukum tidak boleh keluar rumah selama seminggu

"Haduuuhh cape banget" Badrun datang menurunkan semua kayu bakar sembari mengelap keringatnya dengan sapu tangan kecil yang dia bawa

"Mirza mana?" Tanyaku

"Dia lagi ngobrol sama Ara" jawabnya

Tumben, ngapain Mirza ngajak ngobrol Ara, hanya tentangnya yang belum aku tau

"Ngapain dia ngobrol sama Ara?"

"Mana gue tau, dia misterius"

Badrun mengambil sebotol air dan meneguknya dengan sekali tarikan nafas sampai habis setengahnya

"Cape banget ke nya"

"Bukan cape lagi, gue yang baru bangun dari sakit udah harus kerja kaya gini, gimana ga cape"

"Sorry ya, gue ga bisa bantu lu, lagi-lagi gue cuma ngerepotin kalian" ucapku tidak enak

"Jangan gitu Sam, gue ga apa-apa ko, itung-itung belajar mengembalikan tenaga gue, harus di biasain lagi, gara-gara kemarin otot gue cuma istirahat doang di kasur" ucapnya menepuk pundakku seperti biasa

"Lengan lu gimana?"

"Ya seperti yang lu lihat, di perban aja masih kadang nembus darahnya"

"Apa harus di tangani serius ya, harus di jait gitu"

Aku meringis mendengarnya

My Different Girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang