Sebuah kenangan yang menciptakan keputusan
~
SammySammy POV
Kami tengah istirahat di kantin, mengisi kekosongan perut sambil bercerita soal masalah Anton yang akhirnya selesai.
Karena dia masih belum kapok dan masih ingin mencari masalah dengan ku maka, aku hanya perlu melaporkannya pada polisi, karena aku masih punya buktinya.
Aku lega Sekaran, begitu juga mereka, tapi kurang Chiko, sedikit membuat kami sedikit sedih.
Seperti apa perjuangan dia di sana ya, apa berhasil atau justru gagal, tapi dari yang aku lihat sepertinya Anin juga suka pada chiko.
"Drun Chiko gimana di sana?" Tanyaku.
"Hem dia bilang sih, hari ini mau nembak Anin, ga tau udah gatau belum, semoga berhasil deh dan diterima pastinya"
"Kenapa ga coba telfon aja, penasaran gue" ucap mirza.
"Nah ide bagus tuh" tambah Aril.
"Pas gue ke sini dia yang ga pergi, ga sempet ketemu gue, cuma virtual doang" lanjut Aril.
"Yaudah gue telfon aja ya" putus Badrun.
Badrun mengeluarkan ponsel di saku celananya dan mulai menghubungi Chiko.
Kami menunggu dengan tidak sabar.
"Hai Chik" sapa Badrun, ternyata dia vidcall.
Kami dengan antusias melihat Chiko yang jauh di sana, tapi ada yang aneh.
"Chik lu habis nangis?" Tanyaku.
"Iya gitu lah Sam, usaha gue sia-sia Sam, gue lagi di taman lagi nenangin dir, gue ga sanggup ketemu sama Anin Sam" jawabnya lirih.
Kami langsung tau apa jawaban Anin saat di tembak Chiko.
"Mungkin Anin masih ingin lihat sejauh mana usaha lu Chik" ucap Aril.
"Udah Ril, semua udah gue lakuin demi dia, banyak usaha yang udah gue lakuin buat dia tapi ga ada hasilnya, hati gue sakit guys" Chiko Kembali meneteskan air mata.
Walaupun laki-laki kalo menyangkut hati dan perasaan tetap saja air mata tak bisa di tahan hanya karena berlindung dari kata tegar.
"Terus sekarang keputusan lu apa Chik?" Tanyaku.
"Gue mau istirahat sejenak, ngasih ruang buat hati gue buat bernafas, gue mau pulang ke Indonesia" jawabnya.
"Lu yakin, keputsan lu ini udah final?" Tanya Badrun.
"Gue yakin dan gue udah fikirin ini baik-baik"
"Tapi lu memutuskan untuk lupain dia atau tetap bertahan dengan cinta lu sama dia?" Kali ini mirza.
"Gue cuma pengen istirahat, bukan untuk melupakan, berhenti berharap bukan berhenti mencintai, dia akan jadi yang selalu gue cintai dengan atau tanpa balasan"
"Lu hebat Chik, kita tunggu lu di sini, kasih tau kapan lu pulang" ucapku
"Sore ini gue pulang Sam"
"Hah! Lu serius!" Teriak Badrun yang membuat kantin seketika melihat ke arah kami.
"Pelan drun, telinga gue rasanya mau loncat" celetuk Mirza.
"Iya, untuk telinga gue ga jatuh" tambah Aril.
"Lu mau ngomong apa sama?" Lirik Badrun padaku.
"Enggak ada, gue ga ngomong apa-apa" jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Different Girlfriend (END)
Roman pour AdolescentsJatuh cinta pada seseorang yang berbeda memang cukup sulit, di saat orang lain menjauhinya aku malah melakukan kebalikannya, tapi mau bagaimana lagi, cinta membuatku aneh Saat aku berani jatuh cinta maka aku juga harus siap terluka, ikut merasakan a...