Api sudah membakar setiap kayu yang ada, ada yang baru terbakar, ada sudah hampir habis dan ada juga kayu yang sudah menjadi abu, dan itu adalah perjuangan mereka
~
SammySammy POV
Malam sudah tiba, setelah sholat isya di laksanakan secara berjamaah dan di imami oleh Chiko, ternyata dia juga bisa menjadi imam, jika seperti itu dia pasti bisa meluluhkan Anin
Makan malam pun sudah, Anin juga tak menolak kali ini, dia ikut makan malam bersama walau harus di bujuk dulu, sebuah kemajuan untuk chiko
Gracia pun keadaannya sudah lebih baik dari sebelumnya walau tak ada yang berubah darinya tapi dia sudah lebih tenang, tapi tidak dengan tanganku yang masih sedikit sakit, apa mungkin yang di katakan Badrun benar, jika luka ku harus mendapat perawatan yang lebih serius, biarlah nanti ku periksa setelah pulang dari sini
Api unggun akan segera di mulai, beberapa orang sudah menyalakan api unggun yang sudah kami susun sebelumnya di tengah-tengah tenda, kami di perintahkan untuk mengelilingi api unggun dengan jarak yang sedikit jauh, selain untuk menghangatkan badan kami, ini juga menjadi momen kami saling meminta maaf atau mendekatkan diri dengan teman-teman yang lain, ada juga yang menyanyikan sebuah lagu yang mengiringi momen ini
Badrun duduk dekat Mira, Mirza dekat dengan Ara, entah apa hubungan apa di antara mereka, aku dekat dengan Gracia, tentu aku tidak akan berjauhan darinya, dan Chiko dekat dengan anin, karena dia tak mau dekat dulu dengan dua sahabat palsunya itu, tapi sayang ada yang tidak ikut menikmati momen ini bersama, yaitu Aril, si informan handal di tim Badrun, dia harus menemani ibunya berobat ke Singapura sehari setelah kami melakukan rencana kami, semoga ibunya lekas sembuh dan dia bisa berkumpul lagi dengan kami
Gracia tampak menggosokkan telapak tangannya, mungkin dia kedinginan
Ku gosokkan telapak tanganku dan ku tempelkan di pipinya, agar dia mendapat kehangatan walau sedikit
"Terima kasih" bisik nya
Aku hanya tersenyum
Aku memandangi wajah sampingnya yang entah kenapa seakan semua kekurangan yang dia miliki hilang entah kemana, berubah menjadi anugrah yang terindah yang pernah ku lihat
Di iringi lagu Nadin yang berjudul bertaut, suasana malam ini menjadi sangat khidmat, kami sama-sama menikmati kehangatan dari api unggun didepan kami
Aku begitu hafal dengan lagu ini, karena lagu ini menjadi salah satu favoritku yang selalu ku putar saat aku mengingat Gracia
Keras kepalaku sama denganmu, caraku marah caraku tersenyum, seperti detak jantung yang bertaut, nyawaku nyala karena denganmu
Aku masih ada sampai di sini melihatmu kuat setengah mati, seperti detak jantung yang bertaut nyawaku nyala karena denganmu
Semoga lama hidupmu di sini melihatku berjuang sampai akhir, seperti detak jantung yang bertaut nyawaku nyala karena denganmu
Banyak yang ikut bernyanyi di part yang menurut mereka itu sangat mewakili perasaannya, begitu pula aku, beberapa bait yang begitu mewakili perasaanku
Sayangnya aku tidak punya keberanian untuk mengungkapkan nya langsung pada Gracia, katakan saja aku payah, aku memang payah
Gracia melihat api unggun dengan doa yang dia miliki sedangkan aku lebih suka menikmati pemandangan di sampingku yang lebih indah dari api unggun bahkan dari langit malam ini yang bertabur bintang, jarang ada saat kita berada di kota, tapi tak itu membuatku mengalihkan perhatianku sedetikpun darinya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Different Girlfriend (END)
Novela JuvenilJatuh cinta pada seseorang yang berbeda memang cukup sulit, di saat orang lain menjauhinya aku malah melakukan kebalikannya, tapi mau bagaimana lagi, cinta membuatku aneh Saat aku berani jatuh cinta maka aku juga harus siap terluka, ikut merasakan a...