Menyerah??

305 41 7
                                    

Pada akhirnya titik ini akan ada walau aku mencoba menolaknya
~
Sammy


















Sammy POV

Sepulangnya aku dari rumah sakit, aku hanya diam tanpa kata, entah apa yang mereka bicarakan, aku tak perduli.

"Kita sampai Sam" seru badrun begitu bersemangat.

Lalu dia kembali membantuk turun.

"Gue bisa sendiri drun!" Tegas ku, lalu aku mencoba berdiri dan melangkah keluar dari mobil, tapi belum satu langkah aku sudah kembali terjatuh, sikutku sedikit berdarah gara-gara jatuh.

"Sam jangan maksain diri kaya gini, gue bisa bantuin lu" ucap Badrun dengan sigap membantuku, ku tepis tangannya.

"Gue bisa sendiri drun!" Ucapku keukeuh.

"Sayang jangan gini, mama bantuin ya" kali ini mama yang mencoba membantuku.

"Sam bisa sendiri mah..hiks.. Sam bisa sendiri, Sam ga mau terus kaya gini..hiks...hiks.." aku menangis terisak di samping mobil.

"Sam, lu baru aja belajar sehari tentu hasilnya belum maksimal, besok kita belajar lagi, kita masih punya banyak waktu" ucap Badrun.

"Berapa banyak lagi waktu yang gue butuhin drun, berapa?, Gue ga mau terus kaya gini, gue ngerasa gue ga akan bisa sembuh lagi, kenapa di hari pertama gue terlalu gue bahkan ga bisa berdiri walau hanya beberapa detik, BERAPA LAMA WAKTU YANG GUE BUTUHIN DRUN?"

Aku teriak frustasi, bak orang gila.

"Sammy kenapa?" Tanya Mirza yang baru saja tiba.

"Sam gue tau ini sulit buat lu, tapi kita akan selalu ada di samping lu, apapun yang terjadi, gue janji" ucap Badrun yang sudah meneteskan air mata, sedangkan mama sudah menangis dari tadi.

"Iya Sam gue sama Aril juga akan selalu ada buat lu" ucap mirza.

Badrun, Mirza dan Aril memelukku secara bersamaan, alhasil kami sama-sama menangis di samping mobil.

"Gue bantuin lagi ya" ucap badrun setelah tangisnya mereda.

"Thanks drun" jawabku yang juga sudah lebih tenang.

"Kita masuk ya anak-anak" ajak mama.

Mirza dan Aril juga ikut masuk.

"Jangan gitu lagi ya Sam, gue khawatir sama lu, gue ga akan biarin lu kenapa-napa, lu udah kaya sodara gue sendiri Sam" ucap Badrun sambil membersihkan luka di sikut ku yang tadi terluka.

"Makasih lu mau jadi teman gue drun, lu emang temen gue yang paling terbaik yang pernah gue miliki, makasih banyak" ucapku tulus.

"Badrun doang nih yang terbaik, kita enggak?" Ucap mirza yang baru masuk ke kamar ku membawa minuman.

"Hahaha kalian juga temen gue yang terbaik ko, makasih ya mir, ril, kalian udah mau temenan sama gue yang kaya gini"

"Kita temenan sama lu apa adanya Sam, bukan karena lu gimana atau bagaimana" jawab Aril.

"Nih mending minum dulu, aus abis nangis kaya abis nonton Drakor yang suka di tonton cewe" canda Mirza.

My Different Girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang