Akan ku coba

620 72 12
                                    

Entah apa yang membuatku begitu ingin repot-repot melakukan ini semua, mungkinkah dia berhasil mengisi sesuatu yang kosong dalam diri ini?
~
Sammy




















Sammy POV

Ini hari kedua ku bersekolah, tugas melukis sudah selesai kemarin, tapi tugas meresensi masih belum selesai, ku rasa hanya aku yang akan mengerjakannya, karena dia ku rasa tidak akan sanggup, apalagi jika tiap kali dia mendengar kata membaca atau menulis gugup kembali menyerangnya, keringat dingin membasahi dahinya, bagaimana bisa dia terus bertahan melakukan semua itu sendirian tanpa ada yang menemaninya menghadapi ketakutannya itu

Jujur entah apa yang yang terjadi dalam diriku sampai-sampai aku begitu ingin tau tentangnya Bahkan ingin selalu dekat dengannya, hanya untuk sekedar memastikam dia baik-baik saja melewati harinya

Begitu aku sampai di sekolah aku di suguhkan oleh pemandangan anin and the geng tengah melempari Gracia dengan telur busuk yang bahkan baunya tercium sampai sini, tak tinggal diam aku berlari dan mengorbankan punggungku sendiri untuk menjadi benteng baginya, ku rengkuh tubuhnya yang lebih kecil dariku

"Hentikan!" Teriakku

"Gue ga mau, kalo Lo masih mau lindungin dia yaudah lu juga bakalan ikutan bau busuk kaya dia, nikmatin aja baunya hahaha"

Aku hanya menahan amarahku, ini belum saatnya, apa ini yang selalu di alami gracia selama dia sekolah di sini, jika iya, Anin benar-benar manusia berhati iblis

Ternyata benar dugaanku jika hidupnya jauh lebih berat dari yang ku duga, dia seharusnya tidak sekolah di sekolah normal seperti ini, karena ini tidak adil baginya

Mereka berhenti melempari kami dengan telur busuk, aku segera berbalik dan menatapnya tajam

"Jauh-jauh dari gue, lu bau!"

Tidak ku dengar ucapannya aku tetap melangkah mendekatinya

"Kenapa berhenti, habis telurnya?" Tanyaku dengan penuh intimidasi

"Kalo lu masih terus ganggu Gracia, lu akan dapat akibatnya!" Ucapku lalu meninggalkannya dan menarik pergelangan tangan gracia menuju kamar mandi dan koperasi sekolah

"Gue ga tau hidup lu se berat ini, dan tidak ada orang yang membela atas ketidakadilan yang lu alami, mereka semua memilih bungkam walaupun benar, hanya karena takut dengan kekuasaan yang dia miliki" ucapku sambil melepas Hoodie yang terkena telur busuk

"Ini keterlaluan, dia ga akan lolos dari perbuatan dia sendiri"

Aku akan mengumpulkan banyak bukti agar dia mendapat hukuman dan jera, aku tidak takut dia anak siapa, karena yang aku tau keadilan harus di tegakkan

Dia hanya diam sambil membersihkan pakaiannya yang tidak karuan di tambah dengan bau telur busuk

"Ayo" ku tarik lagi pergelangan tangannya menuju koperasi, karena jika tidak aku ajak dia, mungkin saja dia akan menolak

Sepanjang jalan kami mendapat tatapan aneh dan menjijikan dari mereka, aku tidak peduli, ini juga yang sering dia alami, mendapat tatapan seakan dia adalah mahluk yang aneh di muka bumi ini, saat mereka merendahkan seorang manusia saja di bumi tanpa sadar sebenarnya mereka merendahkan Tuhan yang menciptakan mereka sendiri

My Different Girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang