Tak semua lawan itu sama, kadang kita harus tau siapa lawan kita lebih dulu sebelum menghadapinya
~
SammySammy POV
Pelajaran hari ini selesai, tak ada yang menarik bagiku, semua berjalan begitu normal tanpa hambatan, aku justru malah merasa hampa.
Kami akan kembali melanjutkan pencarian ayahnya gre, kami masih harus cari tau lagi kemana ayahnya gre pergi.
Kami tiba di parkiran tapi tiba-tiba.
"Woy Sam!" Panggil seseorang yang ku kenal.
Aku berbalik ke arahnya.
"Mau apa lagi?" Tanyaku malas.
"Guys, tahan!" Ucapnya.
Teman-temannya tiba-tiba mendekat dan menahan Badrun, Mirza dan Aril, mereka juga menodong mereka dengan pisau.
"Lu gila ya, tindankan lu ini bener-bener bisa di laporin ke polisi" ucap Badrun.
"DIAM, INI BUKAN URUSAN LU, gue bakalan lepasin kalian, tapi Sammy harus ikut sama gue" ucap dengan senyum smirk.
"Gimana Sam?" Lanjutnya.
"Ok tapi lepasin mereka, mereka ga ada hubungannya sama ini" putusku.
"Sam jangan, dia gila, lu bisa celaka, kita sepakat buat selalu sama-sama, gue ga akan biarin lu terluka" ucap badrun.
"Iya Sam, jangan gegabah" tambah Mirza.
"Kalian bisa kena tindak pidana, gue pastiin itu, kalo sampe lu berani nyakitin Sam" tambah Aril.
"Biar gue selesain ini sendiri Sam, kalian ga usah khawatir, gue bisa hadapin sampah kaya dia!" Ucapku.
"Lu bilang gue sampah, gue lebih baik sampah daripada so pahlawan kaya lu" ucapnya.
"Terserah lu aja, gue ga punya banyak waktu, lu mau bawa gue kemana?"
"Kenapa jadi lu yang ngatur"
"Jadi ga, kalo enggak, gue mau pulang"
"Iya iya, guys lepasin mereka!"
Mereka membawa sebuah mobil, terniat sih ini.
Aku masuk ke dalam dan di apit oleh mereka, entah mereka akan membawaku kemana, tapi firasatku sedikit buruk tentang ini.
Mobil melaju ke tempat yang asing untukku.
Tak lama mobil berhenti di sebuah gedung tua tak terpakai.
"Bawa dia!"
Dua orang menuntunku berjalan dan yang satu membawa tongkatku.
Aku di bawa ke lantai 8 gedung ini, kakiku sakit sekali, mereka menyeretku secara paksa karena kakiku tidak mampu berjalan lagi.
Sebuah kursi sudah di siapkan di tengah-tengah ruangan yang berdebu ini.
Mereka mendudukan ku kursi itu, dan mengikatku dengan tali yang tebal, kulitku sedikit merah karena ikatannya yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Different Girlfriend (END)
Teen FictionJatuh cinta pada seseorang yang berbeda memang cukup sulit, di saat orang lain menjauhinya aku malah melakukan kebalikannya, tapi mau bagaimana lagi, cinta membuatku aneh Saat aku berani jatuh cinta maka aku juga harus siap terluka, ikut merasakan a...