Revisi: 5 Juli 21
3 tahun berlalu semenjak kepergiannya ke Kairo, ia pun dapat kembali ke Indonesia karena bisa mengurus pekerjaan di sana dengan cepat. Segera ia merogoh saku tempat hp nya berada dan mengirim pesan ke salah satu kontak.
Azzam
Assalamu'alaikum bang, lo ada di rumah gak?
Wa'alaikumsalam, ada knp emg?
Gue sekarang otw ke rumah lo
Loh bukannya lo masih di Kairo ?
Alhamdulillah gue udh pulang. Gue udh mau nyampe.
Dan pesan terakhir itu hanya di read.
Sesegera Azzam menuju kamar adiknya untuk memberitahu kabar ini. Namun belum sampai sang empunya kaki sampai di depan pintu kamar, Athifa pun memanggilnya."Adik tadi keluar kak, nemenin Rakha momong Kayla di taman." Ucap Athifa ketika melihat putranya berjalan menuju kamar Zahra.
"Oh, iya mi," jawab Azzam dan mengurungkan niatnya untuk menemui Zahra.
Azzam berjalan menuju arah Athifa dan duduk di sebelahnya. "Mi, Ray udah pulang loh." Celetuknya mengambil kerupuk di dalam toples.
"Loh, Ray udah pulang? Katanya dia di Kairo selama 5 tahun," tanya Athifa menghentikan aktivitasnya.
Belum sempat Azzam menjawab, sudah terdengar suara uluk salam di depan pintu rumah.
"Assalamu'alaikum," salam Rayhan di depan pintu rumah keluarga Aditya. "Wa-- wa'alaikumsalam, masuk Ray!" Jawab Athifa dan Azzam secara bersamaan.
"Silahkan duduk nak Rayhan, biar ummi buatkan minum dulu." Ucap Athifa mempersilahkan tamunya masuk.
"Iya ummi, mboten usah repot-repot."
"Nggak ngrepotin kok, oh ya dimakan dulu camilannya." Ujar Athifa dan berlalu menuju dapur.
"Sama ummi doang bang?"
"Iya nih, kenapa emang?"
"Gak papa, Zahra nya kemana?" Pertanyaan Rayhan kali ini membuat hati Azzam dag dig dug ser.
"Tuh kan, gue bilang juga apa." Batinnya yang belum memberikan jawaban.
"Bang?" Panggil Rayhan yang tak kunjung menemukan jawaban.
"Oh itu, tadi Zahra keluar. Kayaknya sih ke taman, mau nyusul?" Ucap Azzam bergeser tempat duduk.
"Nanti dulu aja, gak enak sama ummi. Orang udah dibuatin minum malah mau pergi gitu aja," jawab Rayhan meneguk air teh yang di sediakan oleh Athifa.
Mungkin 1 jam setelah perbincangan tersebut, kini akhirnya Rayhan undur diri dan langsung menuju ke daerah taman. Entah mengapa nalurinya mengajak untuk terus berjalan menuju depan kedai ice cream.
Rayhan mematung. Hatinya sungguh sangat sesak, mungkinkah gadis pilihannya sudah mempunyai tambatan hati lain?
"Abi, abi... Ayla mau main cama bunda Zahla boyeh kan," tanya anak kecil itu pada laki-laki di sampingnya yang ia yakini sebagai ayahnya.
"Boleh kay... Kan mainnya sama bunda, yuk biar abi fokus sama kerjanya kita main ke sana. Nanti bunda beliin ice cream," jawab Zahra sembari menggendongnya.
Sungguh kali ini hati Rayhan begitu sesak. Akankah perjuangannya selama ini sia-sia? Karena kondisi hatinya yang begitu tidak memungkinkan, Rayhan memilih kembali pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azra's Love Story [Selesai]
Novela Juvenil61 Bagian Dari 78 Semuanya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. "Memang siapa yang ingin meminta saya?" Lagi-lagi Zahra kembali bertanya. "Kalau itu saya akankah kamu menerimanya?" Jawab Rayhan setelah sekian banyak MBULET dengan ucapannya. "Datan...