Revisi 7 Juli 21
Kini genap 2 tahun sudah semenjak kejadian yang mengakibatkan Zahra harus menginap di rumah sakit selama beberapa minggu. Dan ya, kini baby R sudah tumbuh secara baik, bahkan sudah bisa berjalan.
"Umma," panggil baby R berlari kecil meraih tangan Zahra.
"Sini sayang, ada apa sayangnya umma?" Tanya Zahra yang mulai memangku tubuh putri kecilnya.
Terlihat baby R hanya tersenyum menampakkan beberapa giginya yang baru tumbuh. Ia sudah lancar berjalan, tetapi belum lancar berbicara.
"Mau peluk umma? Sekalian peluk dedenya kakak," tanya Zahra menurunkan baby R dari pangkuannya.
Tak lama terlihat baby R merentangkan tangannya bersiap memeluk tubuh Zahra. Dan yaa, mereka berdua berpelukan tanpa Rayhan.
"Kakak sayang dedenya nggak?" Tanya Zahra menyamakan tingginya dengan putrinya.
"He'eh," jawab baby R dengan sejumlah anggukan kecil.
"Kata dedenya, dede juga sayang sama kak Ina." ucap Zahra mengelus lembut surai berwarna coklat kehitaman putrinya.
Terlihat baby R tersenyum senang dan melompat-lompat kecil seperti halnya ketika ia diberi mainan baru. Melihat hal tersebut membuat Zahra juga ikut tersenyum melihatnya. Kebahagiaannya datang mengalir melalui baby R. Ya, walaupun banyak rintangan yang harus ia lalui sebelumnya.
Rayhan yang sedari tadi hanya berani memandangi istri dan anak tercintanya dari jauh, kini ia memberanikan diri melangkah lebih dalam menuju kamarnya. Lebih tepatnya kamar mereka bertiga.
"Yang," panggil Rayhan yang kini sudah duduk di atas kasur mereka.
"Ya mas, kenapa?" Tanyanya yang ikut mendudukkan diri di samping Rayhan.
"Maaf aku tidak bisa seromantis laki-laki diluar sana." Ungkapnya memulai pembicaraan.
"Tidak apa-apa, ini kisah cinta kita. Kisah cinta Azzahra dan Rayhan. Bukan kisah cinta Romeo dan Juliet, ataupun kisah cinta Rama dan Shinta." Ucap Zahra dengan senyum yang terukir jelas di sana.
Rayhan tersenyum dan menangkup wajah Zahra sembari berkata. "Terima kasih Zahra, aku mencintaimu."
"Aku lebih mencintaimu suamiku, terima kasih telah menemaniku hingga sampai pada titik ini," ungkapnya berbalik dan memeluk tubuh tegap milik suaminya.
"Tidak tidak, aku lebih lebih lebih mencintaimu Zahra," protes Rayhan tidak setuju dengan ungkapan Zahra.
"Aku percaya, kalau mas tidak begitu mencintaiku, mungkin saat ini tidak akan ada Ina dan calon adiknya," ucapnya yang masih memeluk erat tubuh Rayhan.
"Kamu, Ina dan calon adiknya merupakan anugerah terbesar dalam hidup mas," celetuk Rayhan melepaskan pelukan Zahra dan menangkup wajah Zahra kembali.
Yaaa, baby R sendiri memiliki nama Rayna Maharani. Lebih seringnya dipanggil Ina atau Ayna.
"Bukan, bukan anugerah, lebih tepatnya segalanya bagiku," ralatnya dengan sebuah senyuman.
"Mas, bukan aku yang segalanya, tapi Tuhan lah yang segalanya bagi kita, tanpa-Nya mungkin kita tidak akan bertemu atau malah tidak akan pernah ada." Ucap Zahra yang lagi-lagi membuat Rayhan tersenyum mendengarnya.
"Ini hanya kiasan Zahra, selebihnya aku mencintaimu,"
"Ya, ya, ya, mas mencintaiku, tapi bisakah mas memberiku sebuah perumpamaan yang indah?" Tanyanya bangkit dari duduk dan membawa Aghnia ke tempat tidur bayinya.
"Tentu, akan ku lakukan," jawab Rayhan yang mulai menggunakan pikirannya untuk berpikir berat.
"Wajahmu bagaikan bulan purnama, Zahra," ucap Rayhan setelah berpikir berjam-jam lamanya.
"Hmm, apa itu?" Tanyanya sembari sedikit memiringkan kepala tanda tidak mengerti.
"Itu artinya roman muka yang rupawan, cantik bersinar-sinar tampak murah senyum." Jelas Rayhan bangkit lalu ikut menghampiri Zahra.
"Kau pandai merangkai kata rupanya," puji Zahra mencubit gemas perut suaminya.
"Tidak sayangku, aku hanya bermain dengan beberapa kata tersebut. Dan yaaa aku mencintaimu." Jelas Rayhan yang lagi dan lagi kembali mengucapkan ucapan manisnya.
"Hilih, sampean iki kok demen gombal ae mas mas," ejek Zahra mengalihkan pandangannya.
(Hilih, kamu ini kok suka gombal saja mas mas)
"Aku gak gombal yang, aku serius, kamu cantik dengan apa yang ada pada dirimu. Baik saat ini atau nanti, baik sekarang, besok, lusa ataupun seterusnya. Kamu tetap cantik dan mas akan tetap mencintaimu." Jawabnya yang disertai dengan kekehan kecil.
"Jika suatu saat aku tiba-tiba pergi, apa mas akan tetap mencintaiku?" Tanya Zahra yang masih setia memasang senyuman pada Rayhan.
"Aku akan tetap mencintaimu, sampai kapanpun itu," jawabnya membalas senyuman dari Zahra.
"Terima kasih mas, semoga kelak kita bisa berjumpa di surganya Allah."
"Aamiin,"
Ungkapan cinta itu hadir untuk kesekian kalinya. Tak terhitung berapa banyaknya Rayhan mengungkapkan cinta pada Zahra. Sesungguhnya ungkapan cinta itu telah diucapkan melebihi seribu purnama. Saking banyaknya hingga sudah tidak terhitung jumlahnya.
·_·
Genap setahun sudah author membuat cerita ini, kini saatnya author pamit. Thank u very much.
Sampai jumpa di cerita cerita author selanjutnya. Selamat menunaikan ibadah puasa dan semoga kita semua dapat berjumpa pada lebaran Idul Fitri tahun ini.
تقبل الله منا ومنكمLebat daunnya si pohon bayam
Tumbuh di bawah pohon pepaya
Jika ada yang mengucap salam
Hendaklah kalian menjawabnya.Wassalamu'alaikum wr. wb.
Salam hangat
Lulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Azra's Love Story [Selesai]
Novela Juvenil61 Bagian Dari 78 Semuanya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. "Memang siapa yang ingin meminta saya?" Lagi-lagi Zahra kembali bertanya. "Kalau itu saya akankah kamu menerimanya?" Jawab Rayhan setelah sekian banyak MBULET dengan ucapannya. "Datan...