19: Rafa Si Perusuh

45 5 0
                                    

Revisi: 8 Juni 21

"BANG RAFAAAAAA," teriak Zahra
melihat kedatangan Rafael kedalam rumahnya dan mengisyaratkan untuk diam.

"Eh lo Raf ternyata, ngapa make setelan jas merah muda Paijo? lo jadi kayak terong ungu mau di kilo in tahu gak?" Cibir Azzam melihat kedatangan sahabat kecilnya itu.

"Ceramah Zam? Panjang bener," ledek Rafael pada Azzam.

"Tumben tumbenan lo kesini, ngapain? Ada angin apa nih? Udah gitu tuh baju kayak mo kawin aja." Cibir Azzam mengamati intens pakaian yang melekat pada tubuh sahabat kecilnya itu.

"Ya--iya gue mo kawin." Jawab Rafael gagap.

"Yeu, mana ada yg mau sama temen sompret kaya lo." Makin kesini ngejeknya makin jadi.

"Kalem brother, kalem," ucap Rafael terjeda sedikit menahan tawa. "Orang gue maunya kawin ama si gumush tuh," lanjut Rafael yang langsung mendapat tatapan tajam dari Azzam

"Lo maju gue tampol ya. Bener-bener ya lo, gue timpuk mau lo?" Ancam Azzam yang masih melotot tak percaya.

"Gak gak, gue becanda Zam." Jawab Rafael menahan tawanya.

Acara wisuda Zahra terus dilakukan dengan berbagai keributan yang hadir. Sayang, Zahra kudu wisuda lewat online. Lupakan masalah wisuda, kini mereka tengah bersiap foto bersama.

Tak luput dari kedatangan tiba-tiba Rafael yang sialnya malah disuruh jadi kameraman. Tidak terlalu banyak gaya dari keluarga Aditya, cukup foto bersama berlatarkan layar hitam di belakang mereka.

"Anak ummi akhirnya graduation juga, selamat ya sayang."

"Sukses kedepannya ya bungsunya abi paling cantik sedunia, jangan pernah sekalipun bungsu menyerah. Jika jatuh bangkit kembali, jika gagal ulangi lagi."

"Adiknya sahabat gue yang paling gumush, bang Rafa mo ngucapin happy graduation ya. Sukses selalu dan lancar karirnya," ucap Rafael yang ikut nimbrung di ruang keluarga.

"Makasih ummi sama abi kesayangan Zahra, makasih bang Rafa yang hobi julit in Zahra. Makasih banget pokoknya," ucap Zahra pada seluruh orang di sana.

Ting

Hp milik Zahra bergetar seiringan dengan adanya bunyi dari notifikasi pesan singkat.

Mbak Salwa:
H

appy graduation ya adiknya Salwa yang paling baik, maaf mbak ndak bisa hadir di tengah-tengah kalian. Semoga karir Zahra baik kedepannya dan dilancarkan segalanya.


"Dik, ganti baju gih terus ikut kakak keluar bentar sama Rafael sekalian." Pinta Azzam pada Zahra yang mulai membereskan toga.

"Iya kak bentar Zahra naik dulu," ucapnya kembali naik ke kamar.

Karena riasan yg terbilang cukup natural, Zahra memilih untuk mengganti pakaiannya dengan gamis casual yang biasa ia kenakan. Warnanya masih merah muda, ia memilih untuk menyetarakan dengan warna jilbabnya daripada berganti jilbab lagi.

Tak lupa flat shoes hitam dan sling bag senada. Setelah selesai berganti, Zahra menuruni anak tangga satu persatu.

"Kak, Ra udah siap. Hehe," ucapnya menampilkan sederet gigi ratanya.

"Kalo gitu Azzam pamit ngajak keluar adiknya Azzam yg baru aja lulus ini ya mi, bi. Assalamu'alaikum," pamit Azzam mengandeng erat tangan Zahra.

"Iya wa'alaikumsalam, hati-hati nak."

Kini mereka bertiga tengah berada di dalam mobil Rafael dan sedang menuju ke suatu tempat.

"Mau kemana sih kak, bang?" Tanya Zahra yang tengah duduk di jok belakang.

Dan parahnya mereka hanya diam tak ingin menjawab. Zahra yang mulai kesal karena didiamkan pun bicara kembali.

"Bang Rafa ini mau kemana? Zahra tanya kok pada diem," lagi-lagi Rafael tetap diam. "BANG RAFAAAAAA JAWAB KALI LAH, HOBI BANGET BIKIN ZAHRA KESEL." Teriak Zahra yang memekakkan telinga Azzam juga Rafael.

"Zam gimana, jawab gak nih," bisik Rafael yang sekilas tak terdengar oleh siapapun.

(Azzam menggeleng pelan tanda tak boleh diberitahukan.)

Melihat hal itu Zahra kembali berucap.

"OKE, SEKARANG MAINNYA KODE-KODE AN." Ucap Zahra dengan nada tinggi.

Dan dengan refleks, tangan Rafael pun mengacak pelan kepala yang dilindungi oleh jilbab itu. Jujur dirinya telah jatuh hati pada adik sahabatnya ini.

"Jangan ngambek dong, tar cantiknya ilang," ucap Rafael sekilas dan mengacak pelan kepala Zahra.

"Eh itu tangannya ya, pegang kepala adik gue sekali lagi gue timpuk lo." Tegur Azzam memelototi Rafael.

"Sorry Zam, kebiasaan." Dan yg ditegur hanya cengengesan.

Dan yang barusan diacak pelan pun hanya diam termangu menyenderkan kepalanya di jok mobil.

"Kepala Zahra barusan kenapa. Ini juga kenapa hati Zahra jadi aneh gini," batin Zahra yang masih terbengong heran.

Setelah 2 jam lamanya perjalanan, kini mobil yang mereka tumpangi telah sampai disebuah tempat yang berhiaskan bunga serta balon cantik. Setengah langkah setelah turun dari mobil langkah kecil itu mendadak ambruk.

"ZAHRA??" Pekiknya kaget melihat Zahra pingsan di tempat.


Azra's Love Story [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang