50: Alhamdulillah Sah

51 6 2
                                    

Revisi: 6 Juli 21

"بسم الله الرحمن الرحيم"

Ucap Aditya memulai acara ijab qobul pagi itu.

"نْکَحْتُكَ وَ زَوَّجْتُكَ مَخْطُوْبَتَكَ بِنْتِيْ الزهراء خير عَلَی الْمَهْرِ مجموعة من أدوات الصلاة تدفع نقدا"

Artinya: "Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu puteriku Azzahra Khairunnisa dengan mahar seperangkat alat shalat dibayar tunai."

CMIIW ya gais :)

Dengan hati yang mantap, akhirnya Rayhan pun menjawab ucapan ijab dari Aditya.

Bismillah

"قَبِلْتُ نِکَاحَهَا وَ تَزْوِيْجَهَا عَلَي الْمَهْرِ الْمَذْکُوْرِ وَ رَِضِْیتُ بِهِ وَ اللهُ وَلِيُّ التَّوْفِیْقِ"

Artinya: "Aku terima nikahnya dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah."

"Bagaimana para saksi?"

"SAH,"

Alhamdulillah

Angan yang diharapkan Rayhan kini terkabul sudah. Harapan kala itu telah terwujud. Air matanya jatuh ketika tangannya mengusap wajah disertai ucapan hamdalah dan perasaan lega.

"Azzam, perintahkan Salwa, Rania juga Hana untuk membawa Zahra turun." Bisik Athifa yang diangguki Azzam.

Jikalau ditanya, apakah Azzam bahagia? Ya, dia bahagia, namun di satu sisi ia juga bersedih. Berat rasanya bagi Azzam untuk melepas adik kecilnya yang telah ia jaga selama ini.

-.-


Di kamar Zahra, ia sendiri tengah duduk terdiam di samping Salwa dan calon bayinya juga Hana serta Rania. Bagai dihantam gelombang laut lepas, hati Zahra bergetar mendengar proses ijab kabul dibawah sana.

"SAH," kata yang ia nanti-nantikan yang kini malah membuat hatinya ber desir hebat.

Air matanya turun, lagi dan lagi ia menangis. Bahagia? Tentu ia amat sangat bahagia, namun kenangan itu kembali hadir.

"Kak," panggilnya menghadap Salwa.

"Zahra, selamat ya dik, selamat kamu sudah resmi jadi istri." ucap Zahra memeluk tubuh Salwa.

"Ra, selamat ya, semoga pernikahannya selalu diberkahi Allah."

"Aamiin ya Allah, terima kasih kak Salwa, Hana."

Tak lama setelah itu Azzam datang untuk menyuruh membawa calon mempelai wanita untuk turun.

"Hana, Rania, bisa keluar sebentar?" Tanya Azzam yang ingin mengutarakan sesuatu.

"Baik kakaknya Zahra," jawab Hana mewakili keduanya.

Dengan senyum yang kini sudah tidak ter artikan, Azzam memeluk tubuh adiknya. Pelukan terakhir sebelum ia lepas ke pelukan suaminya.

"Adikku yang cengeng, usil, jahil, cerewet, dan jelek kalo lagi nangis ini akhirnya udah ada partner gelud sendiri. Selamat ya Zahra, selamat atas pernikahannya. Selamat atas kehidupan baru setelah bertahun-tahun sendirian." ucap Azzam yang masih memeluk tubuh Zahra.

Azra's Love Story [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang