Revisi: 4 Juni 21
Hari-hari Zahra lewati dengan pergi ke toko, belanja, membantu orang rumah dan satu lagi ia harus menghantarkan kotak makan siang Azzam ke kantornya. Seperti saat ini, Zahra sedang bersiap untuk menuju kantor Azzam.
"Ra, jangan lupa ya ini makan siang kakak mu dan ini tolong hantarkan ke rumah Rakha buat Malika." Ucap Athifa menenteng 2 tas kotak makan dan memberikannya kepada Zahra.
"Iya ummi, kalo gitu Zahra berangkat ya, assalamu'alaikum." Pamitnya mengambil alih tas kotak makan dan merogoh kunci mobilnya.
"Iya wa'alaikumsalam, hati-hati."
Dan kini Zahra tengah mengemudi sendirian. Sendirian? Sepertinya ia butuh teman, hingga akhirnya menghubungi salah satu temannya untuk menemaninya. Dan saat ini ia sedang berada di tempat makan samping kantor Azzam. Setelah mengantar makan siang Azzam, kini giliran perutnya yang meminta jatah
"Mas, bakso sama es jeruk dua ya. Kuahnya jangan dipisah, kasian nanti jadi enggak deket lagi," ucap Delia (teman zahra) kepada mas pelayanan yang sedang berdiri di hadapannya.
"Iya, ditunggu dulu ya kak." Pesan pelayan itu dengan seulas senyum hangat.
Lima menit setelah ia memesan bakso, akhirnya bakso itupun datang. Segera di ambilnya kecap serta bumbu lain untuk menambah cita rasa di bakso tersebut.
"Utututututu bakso cayang, kamu Lia makan ya." Ucap Lia yang seketika membuat tawa Zahra pecah.
"Kamu ngapain sih Li, mau makan bakso aja pakek izin dulu." Ucap Zahra sambil menepuk pelan pundak Delia.
"Kalem aja lho Ra, nanti kalo bakso di dalam mulutku lari gimana?" Protes Delia sambil mengunyah kasar.
Ditengah-tengah keasyikan mereka berdua yang tengah makan bakso dan sesekali tertawa karena tingkah Delia yang nyleneh itu, Zahra mendengar suara yang familiar sekali baginya.
"Mas baksonya dua mangkuk ya, sama es jeruk juga dua." Ucap suara yang familiar di telinga Zahra.
Sesaat kemudian sosok itu berbalik, dan yang ia lihat adalah kakaknya dan Rayhan yang kini menuju meja mereka.
"Mampus lo ra," gumam Zahra menelan ludahnya.
"Eh, lagi makan bakso juga Ra?" Tanya Azzam pada Zahra yang tengah menyendok kan bakso ke dalam mulutnya.
"Enggak kok, ini lagi makan es jeruk," jawabnya menatap tajam ke arah Azzam.
"Es jeruk diminum bukan dimakan, ih dasar si Zahra." ucap Azzam mencomot es jeruk dari tangan Zahra
"Udah tau, pake nanya. Udah gitu minum esnya orang gak bilang-bilang." Omelnya sesaat setelah gelasnya kembali pada posisi semula.
Tidak hanya itu, Azzam yang amat gemas bercampur kesal dengan adiknya itu langsung mencubit gemas kedua pipi Zahra. Hinga bakso yang sedang nangkring di mulutnya hampir keluar lagi.
Rayhan POV
Kali ini gue sedang berkunjung di salah satu kantor milik ayah. Kayaknya lebih pantes disebut perusahaan deh, dan salah satu tujuan gue kesini adalah ingin menemui salah satu mantan kating gue. Iyalah mantan kating, kan udah pada lulus. Dan di saat gue keluar dari suatu ruangan, tiba-tiba mantan kating gue nyapa tuh.
"Ray!!" panggilnya dengan nafas ngos-ngosan.
"Ada apa nih, tumben-tumbenan. Mau ngajak makan ya, bukannya lo udah ada makan siang bang?" Tanyanya sesaat setelah Azzam sampai di depannya.
"Oke kuy lah, udah laper nih perut," ucap Azzam sambil mengusap-usap perutnya.
"Lo pesen apa Ray, biar gue yang pesen," tawar Azzam membaca menu yang tertera.
"Gue ngikut aja," jawab Rayhan membalikkan tubuhnya mencari bangku kosong.
"Bang, bangkunya penuh. Mau duduk mana nih?" Tanyanya yang masih celingukan mencari meja kosong.
"Duduk situ aja, nih yang lurus sama kita ada dua cewek," jawab Azzam sambil menunjuk bangku tersebut
Rayhan mengangguk tanda setuju. Namun, kali ini ia harus benar-benar bisa menata hati dan matanya agar tidak jalan-jalan.
"Ray duduk. Kasian tuh bakso keburu dingin," ajak Azzam menuju bangku panjang di depannya.
"Ra," satu kali panggilan belum ada jawabannya, sehingga Azzam mengulangnya.
"Zahra," mendengar namanya dipanggil Zahra pun mengangkat wajah seraya menampilkan ekspresi seperti bertanya.
"Eh?? Sewot banget gak sakit kan" tanya Azzam sambil menempelkan tangannya di dahi Zahra.
"Astaghfirullah, apaan sih? Zahra gak papa, sehat kok," ucap Zahra sambil mendorong muka kakaknya menjauh.
Melihat ke akrab an dua orang ini membuat Rayhan semakin kepo akan hubungan mereka.
"Pacar lo ya bang?" Tanya Rayhan yang sontak langsung membuat Zahra tersedak.
"Slrupp.. uhuk-uhuk." Zahra tersedak gais.
"mulutnya, yakali gue gebet adik gue sendiri? Gue normal kali." Ucap Azzam kesal.
"Jadi??" Tanya Rayhan dengan menautkan kedua alisnya.
"Dia adik kandung gue, namanya Zahra. Dia tadi nganterin makan siang gue, oh ya dia juga buka toko kue deket sini. Kalo senggang mampir dah." Jawab Azzam memperkenalkan Zahra yang aslinya mereka sudah saling kenal.
Rayhan hanya menanggapi pernyataan Azzam dengan ber-oh ria. Ternyata dugaannya bahwa sosok di depannya sudah ada yang punya salah. Jadi ia masih punya kesempatan untuk memperjuangkan Zahra di setiap sujud panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azra's Love Story [Selesai]
Novela Juvenil61 Bagian Dari 78 Semuanya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. "Memang siapa yang ingin meminta saya?" Lagi-lagi Zahra kembali bertanya. "Kalau itu saya akankah kamu menerimanya?" Jawab Rayhan setelah sekian banyak MBULET dengan ucapannya. "Datan...