36: Curiga (Salwa)

31 5 0
                                    

Revisi: 5 Juli 21

J

am menunjukkan pukul 5 pagi, keadaan rumah Aditya terbilang masih sepi. Hal itu terjadi karena Aditya juga Athifa sedang menunaikan shalat subuh berjamaah.

"Loh kapan Salwa sampainya?" Tanya Athifa yang masih mengenakan mukena.

"Barusan ummi, baru saja. Salwa ke atas dulu ya ummi, mau bebersih badan dulu." Ucap Salwa yang dipahami oleh Athifa.

Setelah Salwa naik ke atas kamarnya, datanglah Aditya dengan sajadah di tangannya.

"Mereka udah pada pulang Fa?" Tanya Aditya menepuk pundak Athifa.

"Eh, udah mas. Udah pada masuk kamar, buat bersih-bersih katanya." Jawab Athifa masuk kamar dan meletakkan mukenanya.

"Zahra dimana? Kok enggak kelihatan." Tanya Aditya berjalan menuju kamar putrinya.

"Paling juga tidur," jawab Athifa yang mengikutinya ke kamar Zahra.

Ceklek

Pintu kamar Zahra terbuka menampakkan sosok Zahra yang tengah tidur pulas dengan sandal juga kerudung yang masih menempel. Mereka berdua tersenyum paham mengapa Zahra langsung tertidur pulas seperti itu.

"Dik, Zahra..." Panggil Athifa duduk di ranjang Zahra.

"Hemm, pa mi?" Tanyanya dengan nyawa yang masih terbang melayang-layang.

"Ganti baju dulu gih sana, atau mandi dulu." Suruh Athifa mengelus lengan Zahra.

"Nanti ja mi, zahr--" jawaban itu terpotong karena sang empunya tubuh sudah tidak bisa menahan kantuk lagi.

Dan yang Athifa lakukan hanyalah tertawa melihat tingkah putri bungsunya yang kemungkinan besar sudah berhasil dikerjai oleh Azzam.

"Azzam, Salwa, kalau sudah selesai lepas kangennya cepat turun ya. Kita sarapan dulu," suruh Athifa didepan pintu kamar Azzam.

"Iya ummi..." Jawab 2 orang makhluk yang sedang berada di kamar.

Sarapan pagi pun berlangsung lancar, tidak ada pembicaraan yang terjadi diantara mereka. Dan kini semuanya telah selesai melakukan acara mengisi perut.

"Kamu kok mendadak banget pulangnya Sal?" Tanya Aditya meraih cangkir teh manis dihadapannya.

"Eh iya bi, kemarin tugas Salwa sudah selesai." Jawab Salwa dengan ekspresi yang menyisakan tanda tanya.

"Tidak ada alasan lain?" Tanya abi mengerutkan keningnya.

"Ih, abi mah suka gitu. Suka bikin orang takut sama tatapannya yang kayak mau melahap manusia," kali ini Azzam yang berbicara

"Kamu mah gitu Zam, tak masukin lagi kedalam perut ummi mu lho." Celetuk Aditya dengan nada bercanda.

"Abi mah bercandanya suka seeem. Masa iya kakak yang udah segede itu mau dibalikin ke perut ummi lagi." Gerutu Athifa seirama dengan wajah cemberutnya.

Salwa tertawa melihat tingkah keluarga suaminya tersebut, seperti inikah indahnya kebersamaan?

Disisi lain, tepatnya di kamar Zahra. Ponsel miliknya terus menerus memunculkan notifikasi. Karena ponselnya dalam mode jangan ganggu, maka tak ada satupun suara bising yang membangunkannya.

Jam menunjukkan pukul 09.00 WIB, Zahra menggeliat panjang karena cahaya matahari yang mulai meninggi masuk melalui celah-celah jendela kamarnya.

"Engh," ia sedikit mengucek matanya dan menyesuaikannya cahaya yang masuk.

Azra's Love Story [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang