Revisi: 6 Juli 21
Setelah bermalam selama hampir satu Minggu di rumah orang tua, akhirnya mereka langsung pindah ke rumah baru mereka. Sehari setelah kepindahan mereka, mereka harus membersihkan beberapa ruangan dari debu dan kotoran, juga menambah beberapa furniture baru yang membuat beberapa sudut ruang menjadi cantik.
Pukul 21.00 WIB
"Yang, istirahat yuk. Mas capek liat kamu beberes terus," ajak Rayhan yang tengah duduk di sofa kamar dan memperhatikan kegiatan istri tercintanya itu.
"Bentar, ini dikit lagi selesai." Jawab Zahra merapikan beberapa buku di rak buku tersebut, "nah, selesai."
Rayhan berjalan mendekati Zahra, aneh rasanya ketika ia membicarakan ini kepada Zahra saat ini. Zahra yang merasa ada sikap aneh pada suaminya tersebut langsung berhenti dan bertanya kepada Rayhan.
"Ada apa suamiku? Kok kayak pengen bicara gitu?" Tanya Zahra berbalik dan duduk di ranjang mereka.
"Eum, anu, itu lho." Jawabnya yang berbelit-belit.
Zahra yang sadar akan apa yang ingin dibicarakan oleh suaminya itupun kini bangkit. Berjalan mendekati Rayhan yang mematung di depan lemari pakaian.
"Zahra sudah siap," bisik Zahra ditelinga Rayhan sambil sedikit berjinjit.
"Enggak ragu lagi?" Tanya Rayhan memegang pundak istrinya.
(Zahra menggeleng dan tersenyum)
Dan malam itu, malam dimana kehidupan baru akan lekas dimulai. Malam itu benar-benar terjadi, Zahra benar-benar telah menyerahkan segala yang ada pada dirinya pada suami tercintanya.
-.-
Pagi tiba, Zahra segera bangun untuk membersihkan diri dan bergegas menunaikan shalat subuh. Begitu pula dengan Rayhan.
"Mas mau Zahra masakin apa?" Tanya Zahra tanpa canggung sekalipun.
"Mm, apa ya? Nasi goreng aja deh. Berhubung kemarin masih ada sisa nasi, kan mubazir kalau dibuang." Jawab Rayhan sambil membantu Zahra menyiapkan bahan-bahan nasi goreng tersebut.
Kurang lebih 15 menit berlalu, kini indera penciuman milik Rayhan telah bangun karena mencium wanginya nasi goreng buatan Zahra tersebut.
"Alhamdulillah udah jadi, yuk makan dulu suaminya aku." Ajak Zahra menyiapkan nasi goreng tersebut.
Rayhan mendekat dan segera menyuap nasi goreng tersebut kedalam mulutnya. Ia terbengong sambil mengunyah nasi tersebut. Melihat hal tersebut Zahra dengan hati yang was-was memberanikan diri bertanya.
"Gak enak ya?"
"Atau keasinan?" Tanya Zahra dengan raut muka yang benar-benar merasa tidak bisa memasak nasi goreng.
"Enak kok, siapa yang bilang gak enak? Sini duduk temenin mas makan." Jawab Rayhan membawa Zahra duduk di pangkuannya.
"Ih, kalau gini mas makannya gimana?" Tanya Zahra melihat tingkah Rayhan yang langsung membawanya duduk di pangkuannya.
Rayhan tersenyum tak menjawab, dan ia malah melanjutkan kegiatan menyuapkan nasi goreng tersebut kedalam mulutnya. 10 menit berlalu, Rayhan telah selesai melakukan acara makan paginya.
Sungguh kalau saat ini Zahra boleh berteriak, maka ia akan langsung berteriak. Pasalnya Rayhan tak juga mengubah posisi duduk mereka. Hal itu membuat jantung Zahra berdegup kencang.
"Sayang," panggil Rayhan memeluk tubuh Zahra yang masih ada di pangkuannya.
Zahra speechless akan panggilan itu. Ia merasakan deru nafas yang teratur di dekat lehernya.
"Apa sih mas? Geli tau ah," tanya Zahra menolehkan kepalanya ke arah Rayhan.
"Mana sayangnya kok gak ada?" Rajuk Rayhan mempererat pelukannya.
"Hmm, iya iya. Zahra ulang," jawab Zahra kesal dengan sikap Rayhan yang seperti bayi tua.
"Apa sih sayangnya Zahra?" Ulang Zahra dengan penuh penekanan di setiap titiknya.
Mendengar itu, Rayhan tak langsung menjawab. Ia memilih menggendong Zahra ala bridal style menuju kamar mereka. Zahra yang melihat hal itu langsung tersentak kaget. Dia tak menyangka, Rayhan melakukan hal tersebut di pagi buta seperti ini.
Pintu kamar berhasil terbuka, Rayhan segera masuk dan mendudukkan tubuhnya juga Zahra di sofa kamar. Ia tak langsung mengubah posisi duduknya, namun membawa Zahra mendekat dan duduk berhadapan dengannya.
"Yang, sharing yuk." Ajak Rayhan menatap lurus manik mata indah tersebut.
Jadi usia pernikahan mereka telah masuk seminggu. Dan Rayhan merasa ada yang belum ia dan Zahra ketahui. Bukankah masing-masing pasangan memiliki masa lalu yang berbeda? Dan hal itu membuat Rayhan ingin mengerti bagaimana sifat dan masa lalu Zahra.
"Sharing tentang apa nih?" Tanya Zahra dengan nada sedikit ragu-ragu.
"Apa aja bebas, asal jawabnya harus jujur." Jawab Rayhan bertopang dagu menatap wajah Zahra.
Terlihat Zahra berpikir sejenak, sebelum mengatakan kalimat "oke, mas dulu aja yang tanya."
Rayhan memegang kedua tangan Zahra dan menggenggamnya.
"Kamu pernah pacaran sebelumnya?" Tanya Rayhan memulai arah pembicaraan.
"Enggak," jawab Zahra.
"Kalau dekat sama seseorang?"
"Engg, bentar-bentar harus jujur nih mas?"
"Iya sayaaang," jawab Rayhan memanjangkan kalimatnya.
"Gak bakal marah kan,"
"Enggak, seriusan deh."
Zahra mulai berpikir untuk mencari kata yang diucapkannya nanti jika tiba-tiba Rayhan bertanya kembali.
"Pernah," lanjut Zahra dengan nada yang begitu lirih.
"Eum, apa lagi ya?" Tanya Rayhan yang terkesan bicara sendiri.
"Kalau semisal kamu hamil, udah siap?" Tanya Rayhan yang membuat Zahra bergidik karena tatapannya.
"Insya Allah udah," jawab Zahra merilekskan tubuhnya yang menyandar pada sofa
Terjadi keheningan beberapa menit setelah pertanyaan terakhir. Canggung banget sih, mungkin seperti itu yang ada di pikiran Zahra. Hingga akhirnya Rayhan menyadari suasana barunya dan mulai membuka topik kembali.
"Yang, jalan yuk. Kita kan belum sempat belanja buat ngisi perlengkapan dapur, atau kamu mau ambil baju di rumah ummi?" Ajak Rayhan yang masih setia menatap wajah istrinya.
"Cus, dua-duanya aja deh." Jawabnya berdiri menuju lemari kaca.
Rencana kepindahan mereka ke rumah baru memang mendadak. Rumah yang disiapkan oleh Rayhan selama beberapa tahun itu juga masih kosong. Hanya ada dua orang, yaitu ART nya dan juga bapak kebun.
![](https://img.wattpad.com/cover/217589118-288-k404036.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Azra's Love Story [Selesai]
Teen Fiction61 Bagian Dari 78 Semuanya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. "Memang siapa yang ingin meminta saya?" Lagi-lagi Zahra kembali bertanya. "Kalau itu saya akankah kamu menerimanya?" Jawab Rayhan setelah sekian banyak MBULET dengan ucapannya. "Datan...