61: Assalamu'alaikum Baby!

68 4 0
                                    

Revisi 7 Juli 21

Saat ini usia kandungan Zahra sudah masuk ke 8 bulan, katanya sih sudah hamil tua. Maka dari itu Rayhan maupun Athifa sama-sama melarangnya untuk melakukan pekerjaannya sendiri, bahkan untuk sekedar berjalan-jalan di luar rumah juga tidak boleh.

Hari ini merupakan hari Sabtu, dimana seluruh keluarganya berhenti bekerja. Sejak kandungannya masuk usia 5 bulan yang lalu, ia sudah jarang bahkan tidak pernah ke toko kue miliknya. Ia menyuruh Neni untuk mengurus toko sepenuhnya.

"Mas, jalan-jalan yuk, bosen di rumah mulu." Ajaknya pada Rayhan yang saat ini tengah disibukkan dengan beberapa file di laptopnya.

"Mau jalan-jalan kemana sih sayangnya mas?" Tanya Rayhan yang saat ini tengah menaruh laptopnya dan fokus pada wajah Zahra yang menurutnya sudah sangat tembam.

"Kemana aja, pokoknya biar enggak bosen." Jawabnya dengan menidurkan kepalanya di kaki Rayhan.

"Kan kata dokter, kamu enggak boleh kecapekan." Ucap Rayhan menyakinkan Zahra yang tengah rebahan.

"Bentar aja ih, ke taman depan rumah juga boleh deh." Rajuknya yang tengah cemberut dan memainkan ujung baju Rayhan.

"Yaudah ayo!!" Seru Rayhan menarik tangan Zahrara dari posisi yang semula tidur menjadi duduk.

"Gendong," rengeknya manja dengan merentangkan kedua tangannya.

"Dih, gak mau. Kamu berat, wleeee." ejek Rayhan sambil berlari keluar kamar.

Dengan tergesa Zahra pun meraih jilbab instan miliknya yang berwarna peach, lalu keluar kamar untuk menghampiri Rayhan. "Ayooooo," ucapnya sambil meraih tangan Rayhan dan berjalan mendekati pintu.

Jarak taman dengan rumahnya saat ini tidak jauh, hanya di depan rumah agak kiri saja. Dengan perut yang yang sudah membesar membuatnya semakin kesulitan untuk berjalan.

"Mas capek, dari tadi jalan mulu kok enggak sampai sih, ih mana panas terik pula." Gerutunya menendang angin di hadapannya.

"Kan tadi mas udah bilang sayang, unch makin gemes deh sama kamu," ucap Rayhan sembari mencubit gemas pipi istrinya.

"Sama aku atau sama dede?"

"Sama umma juga sama dede," jawab Rayhan sambil mengelus putrinya di dalam sana.

Setelah beberapa menit berjalan dari teras menuju depan gerbang, Zahra pun terkejut bukan main saat melihat sosok anak perempuan kecil yang tengah berjalan sendirian di tengah jalan. Sedangkan dari ujung kanan ada mobil yang melaju kencang tanpa melihat sekitar.

"Adik.... Awas!!" Seru Zahra namun tidak di respon sosok kecil itu.

Akhirnya ia pun bergegas berlari kecil dan mendorong tubuh anak kecil itu menuju selatan jalan. Namun naas, malah tubuhnya sendiri yang tertabrak mobil itu.

Brak

Suara itu mengema di telinga Rayhan dan juga bi Atun. Mereka segera menuju tempat Zahra dan melihat darah segar mengalir membasahi gamisnya bagian bawah. Semuanya panik, hingga sang penabrak tadi mengantarkan Zahra ke rumah sakit.

"Kamu turun, biar saya yang membawa mobilnya!" Suruh Rayhan dengan nada yang naik satu oktaf.

Tanpa menjawab pernyataan dari Rayhan, perempuan itu langsung turun dan beralih ke samping kemudi.

"Mas Ray, bawa mobilnya lebih cepat dikit, darah non Zahra sudah mengalir terlalu banyak." Seru bi Atun sambil mengelus kepala Zahra.

Tanpa pikir panjang, Rayhan pun melajukan mobil tersebut dengan kecepatan penuh dan sampai pada sebuah rumah sakit. "Suster tolong suster!" Teriak Rayhan sambil menggendong Zahra panik.

Azra's Love Story [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang