10: Bertemu Kembali

50 6 0
                                    

Revisi: 12 Mei 21

Kurang lebih setengah jam ia mengemudi mobil, akhirnya sampai juga di perpustakaan untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya. Kali ini tak lupa ia membawa kacamata miliknya.

Ting

Bunyi pintu terbuka menandakan bahwa ada yang masuk. Dan penjaga perpustakaan pun langsung menoleh ke Zahra. Kali ini perempuan yang kelihatannya masih berusia 16 tahun.

"Selamat pagi kakak, ada yang bisa kami bantu?" Tanya penjaga itu  tersenyum ramah saat Zahra sampai di depannya.

"Pagi, saya mau mengembalikan buku yang saya pinjam beberapa hari yang lalu." Jawab Zahra seraya meletakkan buku-buku itu ke atas meja penjaga.

"Atas nama siapa kak?" Tanyanya kembali.

"Azzahra Khairunnisa."

Tak lama setelah Zahra menyebutkan namanya, muncullah sosok yang ia temui beberapa hari yang lalu dengan banyak insiden tak terduga.

"Eh mbaknya, ada perlu apa mbak?" Tanya sosok itu.

"Panggilnya Zahra aja, saya masih muda untuk dipanggil mbak. Oh iya, ini saya mau mengembalikan buku." Jawab Zahra mengulangi pernyataannya kembali.

"Mbak Fitri nya kemana, kok masnya lagi yang jaga?" Tanya Zahra sambil mengamati sekeliling.

"Masnya ini peemmmmfffttt." Sosok itu langsung membekap mulut perempuan muda di sampingnya.

"Loh ada apa ini?" Tanya Zahra dengan muka keheranan.

"Ndak ada apa-apa mbak, masnya ini emang suka gitu ke adiknya." Jawab perempuan muda itu yang ternyata adiknya.

"Oalah, gitu ta. Ya udah ini bukunya." Ucap Zahra sambil menyodorkan tumpukan buku ke arah penjaga perpustakaan.

Ternyata benar, ada rasa aneh ketika Zahra bertemu dengan sosok itu. Sebuah rasa yang dulu pernah hadir dan kini hadir kembali, rasa yang sama untuk sosok yang berbeda. Begitulah adanya, kadangkala ia hadir namun juga kadangkala ia pergi secara tiba-tiba.

Setelah menyerahkan buku-buku yang ia pinjam, Zahra pun mendapatkan kembali kartu tanda pengenal miliknya. Dan ia memutuskan untuk segera pergi dari perpustakaan, karena teringat akan nasi goreng Rakha.

"Terimakasih atas kunjungannya, ada yang masih dibutuhkan?" Tanya penjaga setelah merekap buku-buku pinjaman dari Zahra.

"Alhamdulillah sudah tidak ada. Terima kasih bukunya, saya pamit assalamu'alaikum." Jawab Zahra dengan mengucapkan salam.

Dan disinilah Zahra sekarang, sedang mengemudi dengan hati yang entah sedang ada dimana.

Rayhan POV

Hari ini gue kembali ke perpustakaan, tapi gak sendiri. Hari ini gue ditemenin perempuan paling ngeselin di hidup gue, bukan bunda tapi ya. Pacar? Juga bukan, gue orangnya mah gak niat pacaran dulu. Yaps, dia adalah adik gue. Kepo namanya ya? Namanya Rikha, biasanya dipanggil Riri.

Ting

Bunyi pintu terbuka menandakan bahwa ada yang masuk. Dan kami pun langsung menoleh ke sumber suara. Kali ini gue sedang sibuk dengan sejumlah berkas-berkas, jadi gue suruh Rikha yang memantau.

"Selamat pagi kakak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rikha sambil tersenyum ramah saat pengunjung itu sampai di depannya.

"Pagi, saya mau mengembalikan buku yang saya pinjam beberapa hari yang lalu." Jawab pengunjung itu seraya meletakkan buku-buku ke atas meja.

"Atas nama siapa kak?" Tanyanya sambil mengambil daftar kunjungan.

"Azzahra Khairunnisa." Jawab pengunjung itu yang tak lain adalah kaum hawa yang telah berhasil memporak-porandakan isi hati yang udah gue berusaha tata dengan rapi ini.

Gue yang awalnya sibuk dengan berkas-berkas, kini berbalik menemani adik gue melayani pengunjung.

"Eh mbaknya, ada perlu apa mbak?" Gue berusaha bertanya dengan raut wajah yang ramah.

"Panggilnya Zahra aja, saya masih muda untuk dipanggil mbak. Oh iya, ini saya mau mengembalikan buku." Jawabnya mengulangi pernyataannya kembali.

"Mbak Fitri nya kemana, kok masnya lagi yang jaga?" Tanyanya sambil mengamati sekeliling.

"Masnya ini peemmmmfffttt." Gue langsung membekap mulut Rikha sebelum ia mengatakan yang sebenarnya.

Punya adik satu aja embernya gak bisa dibendung, kalau-kalau rahasia gue tentang nih perpustakaan ke bongkar gimana coba?

Setelah si Zahra tadi pergi dari perpustakaan, Rikha pun mendekat dan bertanya tentang hal tadi.

"Bang, kenapa sih mulut Riri dibekap kayak tadi? Engap tau." Protes Rikha sambil mengatur nafasnya.

"Maaf Ri, abang ndak sengaja." Jawab Rayhan sambil mengamati adiknya.

"Terus bang, Riri lihat abang kek suka gitu ya sama mbaknya tadi. Siapa namanya Riri lupa? Oh iya mbak Zahra." Celetuk Riri yang sontak membuat ku tersedak ketika meneguk isi gelasku.

"Ehm, enggak kok Ri. Abang cuman bersikap sewajarnya aja sama pengunjung." Jawab Rayhan menatap datar Rikha.

Azra's Love Story [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang