38: Rahasia

32 4 0
                                    

Revisi: 5 Juli 21

Rayhan sudah mulai terbiasa dengan suasana baru yang ia hadapi. Hanya saja sikapnya yang masih sama.

"Ray, bagaimana kabar kakakmu di sana?" Tanya mommy yang saat itu tengah mengupas apel.

"Dia sehat, dan bahkan dia tumbuh dewasa tanpa mommy disisinya." Jawab Rayhan menatap lurus ke arah jendela.

Ini merupakan bulan ke tiganya di Kairo. Dan ya, jujur saja rasa rindunya sudah sangat-sangat tidak bisa dibendung.

"Mommy senang kalian tumbuh dewasa dengan baik seperti ini." Ucap mommy yang kali itu menatap wajah Rayhan.

"Mengapa mommy membiarkan Rayhan juga kakak tinggal bersama bunda?" Tanya Rayhan dengan napas panjang teraturnya.

"Mommy punya alasan sendiri untuk itu, apakah kamu mau mendengarnya?" Tanya mommy balik.

Rayhan menghela napas panjang, apakah ia akan siap dengan kenyataan yang ada? Dia rasa dia akan susah untuk percaya. Lagipula kenapa harus ditutup-tutupi, toh sekarang baik Rayhan maupun kakaknya sudah sama-sama dewasa.

"Apa mommy tahu kalau kakak menganggap Rayhan hanya sebagai sepupunya? Bukan adiknya!" Kenyataan itu harus Rayhan ungkapan, cepat atau lambat mommy nya pasti akan segera mengetahui hal itu.

Mommy menunjukkan ekspresi terkejut, dan hal itu membuat Rayhan semakin menunjukkan senyum kecut.

"Dan yang diketahui bunda, kakak memang sepupu Rayhan. Bukan kakak Rayhan," lanjut Rayhan.

"Mommy ingin bertemu kakakmu, bolehkah mommy menelponnya menggunakan ponselmu?" Pinta mommy Zee harap-harap cemas akan jawaban Rayhan.

Rayhan terdiam cukup lama, hingga ia berpikir bahwa tidak ada salahnya ia memperbolehkan mommy menelponnya.

"Biar Ray kirim pesan dulu." Jawab Rayhan mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja.

Assalamu'alaikum kak

Wa'alaikumsalam, tumben nih panggil kakak. Ada apa?

Anu, janji jangan marah dulu ya.


Iya iya...

Mommy ingin bicara denganmu. Boleh?

Terlihat centang 2 biru yang amat lama, hingga dia pun mengetik kembali.

Boleh, tapi tidak sekarang. Sekarang gue lagi di rumah bunda, nanti siang deh pulangnya.

Okey

Terlihat Rayhan yang sejenak mengambil napas dalam-dalam dengan mata terpejam. Ia tak mengira keadaan akan kembali rumit seperti ini. Ia takut jika keluarga Zahra mengetahui kenyataan ini, maka mereka akan membatalkan rencana yang akan datang.

Tidak, itu tidak boleh terjadi. Bagaimanapun keadaan ini harus ia sampaikan pada Zahra dan keluarganya, tapi tidak untuk saat ini. Ia akan mencari waktu yang tepat.

"Kamu sepertinya ada masalah, sini masalahnya dibagi sama mommy." Bujuk mommy melihat wajah putranya.

Rayhan terlihat tengah berpikir, akankah ia akan menceritakan semua ini pada mommy? Dengan keputusan yang matang, akhirnya ia berani menceritakan segalanya tentang masalah yang tengah dihadapinya.

"Rayhan akan meminang sosok perempuan yang sudah mengambil hati Rayhan." Ucap Rayhan tertunduk lesu.

Mommy yang tengah memasukkan sandwich kedalam mulutnya itupun mengurungkannya.

"Anak mommy sudah dewasa ternyata, kapan kamu memintanya?" Tanya mommy meletakkan kembali sandwich itu ke piring.

"Sebulan sebelum keberangkatan Rayhan kesini mom," jawab Rayhan yang tengah membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya.

Mommy mengangguk, "kapan kamu akan membawanya keatas ikatan serius?" Tanya mommy menatap Rayhan dengan senyum di wajahnya.

"Sepulang dari Kairo Rayhan akan segera menepati janji Rayhan mom, doakan saja." Jawab Rayhan.

Mommy tersenyum mendengar kabar dari Rayhan tersebut. Tak lama, pelayan datang menyampaikan berita bahwa ada tamu baru di mansion mommy Zee.

"Suruh dia menghadap," perintah mommy dingin kepada pelayanan tersebut.

5 menit berlalu, muncullah seorang gadis dengan pakaian yang berbalut gamis warna hijau botol.

Tenggorokan mommy terasa tercekat. Beliau tak menyangka bahwa gadis itu kembali, gadis yang bertahun-tahun ia rindukan. Tanpa aba-aba apapun, mommy langsung menghampirinya dan langsung memeluknya erat.

"Engap mom," lirih gadis tersebut dan mommy pun melepaskan pelukannya.

"Kamu apa kabar cantik?" Tanya mommy kepada pemilik mata hazel tersebut.

"Baik-baik saja, seperti yang mommy lihat." Jawab gadis tersebut dan tersenyum singkat.

Mommy menghantarkan dia ke salah satu kamar yang bernuansa merah muda. Kamar itu masih sama. Hanya saja terdapat beberapa hiasan baru yang lebih cantik dari sebelumnya.

"Istirahatlah dahulu," perintah mommy yang langsung diangguki olehnya.

Malam tiba, semilir angin mulai merasuki tubuh Rayhan yang sedang menatap keluar jendela. Kapan ia bisa kembali pulang? Ia rindu segalanya yang ia tinggalkan. Terutama mochi. Mungkin ini akan begitu tidak masuk akal, tapi ia seperti kehilangan teman ketika tidak ada mochi di sampingnya. Badannya berbalik sering dengan terbukanya pintu kamar miliknya.

"Ada apa?" Tanya Rayhan dengan ekspresi datar.

"Lo gak tidur Ray? Ini udah hampir tengah malam." Tanyanya berjalan menuju sofa kamar tersebut.

"Belum bisa tidur, lo sendiri kenapa masih terjaga?" Tanya Rayhan balik.

"Banyak kenangan manis yang menghantui pikiran gue, bolehkah kakak lo yang cantik ini menginap di kamar adiknya?" Tuturnya yang diangguki Rayhan.

Karena mereka sudah sama-sama dewasa, Rayhan memilih untuk tidur di sofa kamar dan membiarkan kakaknya tidur di ranjang miliknya.

"Andai waktu bisa diputar," gumam Rayhan menatap kakaknya yang sudah tertidur pulas.

"Waktu gak bisa diputar, tapi kita bisa memperbaiki sisa waktu yang masih ada." Sambung kakak yang memang belum benar-benar tertidur.

"Eh?" Gagap Rayhan yang mendengar penuturan kakaknya.

"Apa? Kok kira kakakmu yang cantik ini udah tidur? Hmm?" Tanyanya melihat ekspresi terkejut Rayhan.

"Gue kira lo udah melayang-layang di alam mimpi," jawab Rayhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lo kira gue hantu gitu bisa melayang?" Omelnya menatap tajam wajah Rayhan.

-.-

Pagi tiba dan mereka sedang berada di ruang makan. Setelah acara makan pagi selesai, mommy memberikan isyarat untuk tetap singgah dulu.

"Jadi apa maksud mommy?" Tanya Rayhan penasaran dengan maksud mommy Zee.

"Mommy ingin meluruskan suatu hal," jawab mommy dan menatap kedua manusia di hadapannya.

"Jadi?" Tanya Rayhan dan kakaknya menduga-duga.


Azra's Love Story [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang