25: Datang Kerumah

56 7 0
                                    

Revisi: 14 Juni 21

"Assalamu'alaikum!!" Suara tersebut, Zahra hafal atas suara itu.

"Wa'alaikumsalam, Zahra bukain gih biar tamunya masuk." Suruh Aditya sambil berdiri mengikuti Zahra.

"Iya bi, laksanaken." Jawabnya sambil berlari kecil menuju pintu.

Ceklek
(Pintu terbuka)

Alangkah terkejutnya Zahra ketika melihat tamu tak diundang itu, padahal baru tadi malam ia dapat pesan darinya tidak jadi datang. Dan sekarang apa? Zahra yang masih kaget itupun berdiri terpaku di depan pintu.

"Tamunya gak disuruh masuk nih?" Zahra yang masih diam auto sadar dan mempersilahkan masuk.

"Eh, e... silahkan masuk," suruh Zahra membuyarkan lamunannya.

"Eh ada tamu, mereka siapa dik?" Tanya Aditya yang seketika membuat Zahra terdiam membeku.

"Ciee, Zahra mau dilamar orang. Selamat loh," dan hal itu berakhir cubitan panas di perut Azzam.

Tak butuh waktu lama, Akbar selaku ayah Rayhan menyampaikan niatnya datang berkunjung.

"Bapak ibu, kedatangan kami kemari membawa maksud untuk melamar putri Anda." Ucap Akbar memulai pembicaraan.

Semua orang di ruang tamu seketika tersentak kaget, bagaimana seorang Zahra yang kalem dan diketahui tidak terlalu bermain rasa tiba-tiba kedatangan keluarga laki-laki untuk melamarnya. Sadar akan kesunyian yang terjadi, Aditya angkat bicara.

"Maaf pak Akbar, bukankah ini terlalu cepat? Setahu saya Zahra tidak memiliki teman laki-laki yang dekat dengannya." Pikiran itu mulai berputar, bagaimana putri bungsunya bisa secepat ini dewasa.

"Tidak pak, ini lamaran kedua dari putra saya. Jikalau kemarin dia yang melamar, maka sekarang saya yang akan melamar putri bapak untuk mendampingi hidup putra saya," lanjut Akbar penuh mantap.

Lagi-lagi semua keluarga dibuat kaget, tak terkecuali bi Atun dan Pradita.

"Kalau sudah begitu saya tergantung Zahra nya saja pak, dia juga sudah dewasa. Jadi apapun keputusannya asal itu baik untuknya, saya setuju." Tangan kokoh itu dicekal Athifa karena pada saat bersamaan raut wajahnya berubah sendu.

"Bagaimana nak Zahra? Akankah kamu menerimanya?" Dan yang ditanya pun hanya diam bak patung.

"Diamnya wanita berarti setuju nak, berilah kepastian padanya yang sudah memintamu untuk kedua kalinya." Bisik Athifa mengelus lembut tangan putrinya.

"Bolehkah Zahra izin keluar dulu sebelum menjawab pertanyaan ini?" Dan pertanyaan itu dibalas senyuman dari kedua pihak keluarga.

Tak lama setelah dirinya keluar dan menuju taman belakang rumahnya, sosok Rayhan pun datang menemuinya kembali.

"Kamu kenapa keluar? Apakah kamu menolak lamaran saya?" Hening, hanya itulah yang terjadi.

"Saya belum memiliki jawaban yang tepat, saya bingung."

"Saya bingung akankah ini tidak terlalu cepat?"

"Saya sudah memikirkan ini matang-matang. Dan jika kamu sudah memiliki keputusan, maka masuklah dan jawablah lamaran saya." Ucap Rayhan berlalu meninggalkan Zahra.

Zahra harus gimana ya Allah? Zahra takut ini terlalu cepat untuk Zahra sendiri. Bismillah, izinkan Zahra menerima semua ini ya Allah.

Zahra berlalu masuk meninggalkan bangku kosong yang sebelumnya ia duduki.  Dan kembali duduk disamping Athifa.

Azra's Love Story [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang